Kecelakaan Maut di Cipali

Sopir yang Seruduk Antrean Kendaraan di Tol Cipali Blak-blakan, Ini Wawancara Khususnya

Belakangan diketahui, truk yang menyeruduk itu dikendarai oleh Subana (43) warga Kabupaten Indramayu.

Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ravianto
Tribun Jabar/Mega Nugraha
Kondisi truk pengangkut pasir merah yang dikendarai Subhan (43) dan ditumpangi istrinya Mani (39) nyaris terjun ke jurang sedalam 20 meter di KM 91+200 Tol Cipularang, Senin (2/9/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, PURWAKARTA - Sebuah video rekaman detik-detik sebelum tabrakan beruntun melibatkan 20 kendaraan di KM 91+200 Tol Cipularang arah Jakarta pada Senin (2/9) beredar.

Salah satu video merekam sebuah truk dengan kecepatan tinggi menyeruduk banyak kendaraan di depannya yang berhenti karena ada truk yang sama terguling dan menumpahkan pasir.

Setelah menyeruduk, sejumlah kendaraan kecil terbakar.

Kemudian, truk menyeruduk itu tersangkut di bibir jurang.

Terancam Jadi Tersangka Kecelakaan Maut di Cipularang, Ini Komentar Keluarga Sopir Truk Subhana

Kronologis Kecelakaan Maut di Cipularang versi Polda Jabar, Dipicu Truk Terguling & Tak Kuasai Medan

Iwan Tewas Ketika Berusaha Mencari Uang Tambahan untuk Beli Sepatu Anaknya, Mobilnya Diseruduk Truk

Belakangan diketahui, truk yang menyeruduk itu dikendarai oleh Subana (43) warga Kabupaten Indramayu.

Di ruang kemudi truk, ia bersama istrinya, Mani (39).

Sedangkan sopir yang truknya terguling dikendarai oleh Dedi (50), warga Kabupaten Cirebon.

Tribun sempat mewawancarai Subana dan Mani pada Senin (2/9) di UG RS MH Thamrin.

Kondisinya penuh luka.

TRIBUN JABAR :
Jadi apa yang sebenarnya terjadi, di video yang beredar, ada truk yang menyeruduk antrian kendaraan yang terhenti karena ada truk yang terguling, itu truk anda?

SUBANA :
Iya pa. Jadi begini, truk yang terguling itu sopirnya teman saya pak, namanya Dedi. Kami dari Cianjur bawa pasir untuk dibawa ke Karawang Timur. Masuk dari Padalarang selama di tol kami di jalur kiri.

Sopir truk pengangkut pasir, Subhana (43) di rumah sakit. Ia mengisahkan detik-detik sebelum tabrakan beruntun di KM 91+200 Tol Cipularang pada Senin (2/9/2019).
Sopir truk pengangkut pasir, Subhana (43) di rumah sakit. Ia mengisahkan detik-detik sebelum tabrakan beruntun di KM 91+200 Tol Cipularang pada Senin (2/9/2019). (Tribun Jabar/Mega Nugraha)

TRIBUN JABAR
Lalu?

SUBANA :
Lalu tiba-tiba teman saya nyalip, ambil jalur kanan. Saya heran kenapa dia nyalip, ternyata katanya remnya blong.

TRIBUN JABAR:
Tahu dari siapa remnya blong?

SUBANA :
Dia nelpon saya, mas Bana rem saya ga ada. Saya bilang pak Dedi berdoa supaya remnya ada lagi. Tiba-tiba dia bilang remnya ada lagi, saya senang. Saya suruh berhenti saja. Lalu saya ikuti dia ambil agak ke jalur kanan.

Dia ambil kanan nyalip saya karena kalau tidak ambil jalur kanan bakal nabrak truk-truk yang di jalur kiri. Sedangkan di jalur kanan kosong, tidak banyak kendaraan kecil.

TRIBUN JABAR:
kemudian?

SUBANA :
Tak lama setelah itu, tiba-tiba dari kejauhan mobilnya terguling. Posisi saya sudah agak jauh. Saya kaget, teriak-teriak saya nangis pak. Mobilnya saya tidak ketahan karena mungkin bawa pasir, berat. Saya rem terus tapi masih deras. Kecepatan saya seingat sekitar 63 (km/jam). Setelah itu jret...jret...jret...saya nabrak pak, ada mobil box apa saya ingat. Setelah itu saya banting setir ke kiri kemudian nyangkut di pinggir dekat jurang.

(saat sesi wawancara, Mani istrinya turut menimpali)

Sejumlah petugas membersihkan permukaan jalan dan mengevakuasi bangkai kendaraan bermotor roda empat pascatabrakan beruntun di Tol Cipularang KM 91, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya luka-luka.
Sejumlah petugas membersihkan permukaan jalan dan mengevakuasi bangkai kendaraan bermotor roda empat pascatabrakan beruntun di Tol Cipularang KM 91, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Tabrakan beruntun yang melibatkan 21 kendaraan tersebut mengakibatkan delapan orang meninggal dunia dan sejumlah orang lainnya luka-luka. (Tribun Jabar/Gani Kurniawan)

MANI :
Tiba-tiba mobil pada berhenti, ini suami saya masih maju, jalannya turun tajam banget, suami saya sempat ngerem tapi enggak ketahan.

TRIBUN JABAR :
Anda ingat berapa mobil yang anda tabrak?

SUBANA : Saya enggak ingat pak. Tapi ada mobil box. Dari awal saat lihat mobil pada berhenti, saya rem terus pak karena saya juga ingin berhenti tapi nyatanya enggak bisa juga. Langsung jret...jret..jret..jret..

Begitu jebred-jebred, saya banting kiri pak dan terhenti di pinggir jalan.

MANI :
Saya cari pak Dedi pak ke ruang jenazah, saya lihat ada di sana. Meninggal.

TRIBUN JABAR :
Anda kenal Dedi dari mana, sedekat apa?

SUBANA:
Kenal pak, namanya orang kami ini satu garasi. Bukan kenal lagi, dia enggak mau jauh dari saya, sudah kaya saudara meski sopir baru. Dia kalau ban kempis enggak ada yang bantuin, orangnya kurus. Makanya aneh kenapa dia nyalip kanan, ternyata setelah dia telpon remnya blong.

TRIBUN JABAR :
Video truk anda menyeruduk beredar luas pak. Apalagi setelah menyeruduk, ada mobil yang terbakar. Sedangkan situasi lalu lintas saat itu, kendaraan semua terhenti karena ada truk pengangkut pasir yang terguling.

SUBANA :
Enggak disengaja pak, mana mungkin saya ingin menabrak. Saya kan punya tanggung jawab, saya punya bos, saya juga taat sama pemerintah.

TRIBUN JABAR :
Truk anda kemarin saya lihat tersangkut di bibir jurang. Kepala mobil ringsek, kepalanya terjerembab ke bawah. Bagaimana anda bisa keluar dari mobil?

SUBANA :
Saya tidak ingat, istri saya yang mengeluarkan dari mobil kemudian setelah turun dari mobil dibantuk pekerja proyek sini.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved