Ini Sekilas tentang Visi Misi dari Sembilan Bakal Calon Rektor Unpad Periode 2019-2024

Sembilan peserta penjaringan bakal calon Rektor Universitas Padjadjaran (Unpad) periode 2019-2024, memaparkan visi misi.

Penulis: Cipta Permana | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Cipta Permana
Para peserta penjaringan bakal calon rektor memaparkan program rencana pengembangan Unpad di masa depan, dalam kegiatan konferensi pers, di Executive Lounge Unpad, Jalan Dipati Ukur Nomor 35, Kota Bandung, Senin (2/9/2019). 

Toni Toharudin

Toni Toharudin, kandidat dari FMIPA ini menyoroti data soal kinerja akademik guru besar yang kurang optimal. Output para profesor dirasa kurang. 

Menurut Toni yang saat ini menjabat sebagai Ketua Badan Akreditasi Nasional Madrasah, guru besar harus didorong untuk mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal bereputasi, bukan hanya mengejar indeks Scopus. 

Selain itu, dalam upaya peningkatan jumlah publikasi riset ilmiah dengan memberikan insentif tertentu.

Misalnya, memberikan pembebasan biaya kuliah bagi mahasiswa S3, dengan syarat mampu mempublikasikan risetnya minimal tiga karya selama menempuh pendidikan.

Rina Indiastuti

Soal insentif juga disampaikan Rina Indiastuti yang saat ini menjabat sebagai Plt. Rektor Unpad.

Dosen yang terbukti memiliki kinerja publikasi Q2 dan Q1 akan mendapat insentif tambahan.

Mereka akan diberi dana pendamping untuk menyerap sumber dana riset eksternal dari dalam dan luar negeri. 

"Ini untuk menjamin keberlanjutan peningkatan publikasi dan indeks sitasi dam mewujudkan Unpad sebagai top 500 dunia," ucapnya.

Reiza D. Dienaputra

Sedangkan, Guru Besar Ilmu Sejarah Reiza D. Dienaputra, saat ini jumlah guru besar Unpad sendiri masih belum ideal, dimana hanya sepuluh persen dari total jumlah dosen yang ada.

Menurutnya jumlah itu pun masih di bawah persentase di perguruan lain, misalnya  IPB yang mempunyai 16,4 persen dari jumlah dosen yang dimiliki, dan Universitas Hasanudin yang persentasenya mencapai 16,3 persen.

"Peningkatan kualitas dosen harus diarahkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan dosen hingga ke jenjang pendidikan tertinggi. Tak hanya sampai doktor, tetapi hingga jabatan fungsional tertinggi, yaitu guru besar," katanya. (Cipta Permana)

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved