Kecelakaan Maut di Cipularang
Penting Nih Biar Selamat, Analisis Pakar ITB tentang Seringnya Kecelakaan di KM 90-91 Tol Cipularang
Pakar Transportasi dari Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) Ir R Sony Sulaksono Wibowo MT PhD mengatakan
Penulis: Cipta Permana | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Cipta Permana
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pakar Transportasi dari Fakultas Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung (ITB) Ir R Sony Sulaksono Wibowo MT PhD mengatakan, musibah kecelakaan lalu lintas yang kerap terjadi di KM 90 - 91 Tol Cipularang arah Jakarta, disebabkan oleh beberapa faktor.
Selain kondisi cuaca atau iklim, ada pula faktor geometrik jalan, kelaikan kendaraan, dan kelalaian manusia atau human error bisa menjadi penyebab utama.
Bahkan, berdasarkan data kecelakaan yang dimiliki oleh pihak kepolisian menyebutkan, rata-rata faktor kecelakaan di lokasi tersebut disebabkan oleh kelalaian manusia dan kondisi kendaraan yang tidak layak jalan.
"Meskipun saya belum mendapatkan data detail penyebab kecelakaan siang tadi (tabrakan beruntun) berdasarkan kajian olah TKP (tempat kejadian perkara) dari pihak kepolisian, namun belajar dari karakteristik pengalaman selama ini sepertinya ada faktor human error dan ketidaklaikan kendaraan. Apalagi di KM 91 itu kondisi geometriknya lurus menurun, sehingga seringkali banyak pengendara melebihi batas maksimun laju kendaraan dan mengabaikan keselamatannya," ujarnya saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (2/2/2019).
Apalagi, menurutnya, faktor cuaca saat peristiwa nahas itu berlangsung tidak ada masalah sebab bukan dalam kondisi hujan.
Ia menjelaskan, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2013 tentang Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, batas kecepatan laju kendaraan di Tol Cipularang itu minimum 60 KM dan maksimum 80 KM per jam.
Dan hal itu tercantum dalam banyak rambu lalu lintas di sepanjang jalan bebas hambatan yang menghubungkan Bandung-Jakarta tersebut.

"Kalau melihat kebiasaan pengendara setiap hari, kita akan sering menemukan banyak yang melajukan kendaraannya melebihi batas aman 80 KM, bahkan 100 KM per jam di sana. Jadi meskipun ini jalan tol bukan berarti kita bebas ngebut-ngebutan tanpa memperhatikan keselamatan diri sendiri dan pengendara lain, tetap ada batas aturan yang harus di patuhi," ucapnya.
Disinggung terkait, dugaan kecelakaan ini disebabkan oleh adanya kesalahan dalam desain pembangunan atau karakteristik aspal di lokasi tersebut sehingga laju kendaraan kerap sulit dikendalikan, menurutnya, itu merupakan wacana yang keliru.
Sebab, secara karakteristik jalan dan aspal Tol Cipularang jauh lebih baik dibandingkan kondisi jalan tol di wilayah lainnya seperti Tol Cipali, dimana di Tol Cipali terdapat tambalan aspal di beberapa titik jalan sehingga pengemudi diharapkan untuk berhati-hati dalam melajukan kendaraannya.

"Yang pasti, kalau melihat kondisi kerusakan kendaraan dalam kecelakaan tadi, bahkan sampai ada mobil yang terguling dan terbakar, diduga kendaraan-kendaraan ini melaju dengan kecepatan tinggi melampaui batasan karena kondisi jalan yang lurus menurun ini, sehingga para pengendara sulit mengendalikan dan menghindari tabrakan beruntun satu sama lain," katanya.
Sudah 9 Orang Tewas, 4 di Antaranya Tewas Terbakar
Jumlah korban tewas tabrakan beruntun di KM 92 Tol Cipularang arah Jakarta kini menjadi 9 orang tewas dan 8 luka-luka
Dari sembilan orang tewas itu, empat di antaranya tewas terbakar.