Naik Gunung Menjadi Rutinitas Karateka di Dojo Rajawali yang Berada di Ujungberung

Anak-anak yang mengikuti program latihan karate di Dojo Rajawali KKI yang berada di Nagrog, Ujungberung, Kota Bandung, Minggu (1/9/2019) terlihat cer

Penulis: Lutfi Ahmad Mauludin | Editor: Dedy Herdiana
Tribun Jabar/Lutfi Ahmad Mauludin
Sejumlah karateka di Dojo Rajawali Kushin Ryu M Karate-Do (KKI) yang berada di Nagrog, Ujungberung, Kota Bandung, berfoto bersama, Minggu (1/9/2019) 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Lutfi AM
 
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Anak-anak yang mengikuti program latihan karate di Dojo Rajawali Kushin Ryu M Karate-Do (KKI) yang berada di Nagrog, Ujungberung, Kota Bandung, Minggu (1/9/2019) terlihat ceria, gembira, dan senang.

Dojo Rajawali merupakan salah satu Dojo terbesar di Kota Bandung, siang ini siswanya diberikan program latihan dengan berjalan naik gunung sejauh sekitar 10 kilo meter dengan menyusuri jalanan protokol hingga jalanan pesawah.

Setibanya kembali di dojo, beberapa gerakan karate diperagakan oleh beberapa atlet, setelah itu merek menggelar makan bersama.

Menurut Pendiri Dojo rajawali, Yos, salah satu rutinitas di dojonya merupakan naik ke gunung atau mendaki gunung bersama.

Pelajar asal Kabupaten Bandung Ini jadi Juara Dunia Karate di Jepang, Usaha Tidak Khianati Hasil

Karateka Jabar Rebut Medali Emas dan Perunggu di Piala Wali Kota Surabaya, 1 Atlet Tak Dapat Medali

Sebab memang keberadaan Dojo Rajawali di kaki Gunung Manglayang.

“Maksudnya untuk melatih tungkai kaki bawah, dan mental, juga fisik anak-anak, selain itu untuk melihat lingkungan sekitar, supaya mereka bisa menghargai lingkungan,” ujar Yos, di sela kegiatan para atlet ini.

Menurut Yoy, kini terdapat 146 siswa binaan di dojonya dari berbagai usia, mulai anak-anak hingga remaja, hingga diwasa.

“Siswa di sini kebanyakan, sekitar 65 persen golongan orang tua yang tingkat ekonominya menengah ke bawah,” ujar Yos.

Yos mengungkapkan, di dojo yang didirikan tahun 2008 ini, kebanyakan anak didiknya merupakan anak petani yang mana notabene hidupnya kurang berkecukupan tapi bisa berprestasi.

“Akhirnya selain dilatih untuk berprestasi di olahraga, mereka juga dibentuk prestasi di kehidupannya,  tentang ilmu hidup merek dibekali ilmu konpeksi, teknik sablon, dan cara-cara bertani,” ujar dia.

Di dojo tersebut, kata Yos memiliki tiga pilar yang utama, yaitu terdidik secara moral dan akhlak, telatih secara mental dan fisik, dan terpelajar.

“Dengan tiga pilar itu, yang membuat rajawali bisa berdiri besar hingga sekarang, dengan melakukan itu prestasi juga akan diraih oleh para atlet,” ujar dia.

Dojo Rajawali sudah banyak menymbangkan atletnya ke Jawa Barat atau ke KKI pusat, menurut Yos, kini yang dipanggil tim nasional KKI yakni Senia, Serin, lisna Dewi, Yohanes Muhammad, Dendi, dan Devina.

“Untuk atlet yang tergabung di pelatda Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, yakni Devina dan Senia,” kata dia.

Prestasi terakhir pada Agustus 2019 di Kejuaraan Karate Kemenpora di Cirebon, Dojo Rajawali berada di posisi ke 6 dari 43 tim peserta yang berasal dari Jawa, Bali, dan sumatra, dengan meraih 5 medali emas dan 7 perunggu.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved