Cerita Asgar, Orang yang Pertama Kali Memadamkan Api di Tubuh Polisi yang Dibakar di Cianjur
Sosok tersebut mengenakan jaket kulit warna cokelat. Kendati sempat ragu, pria yang mengenakan jaket kulit warna cokelat
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Selain sosok pelajar SMK Pasundan I Muhamad Ridwan (18) yang menolong polisi Aiptu Erwin Yuda yang terbakar, ternyata ada sosok lain yang pertama kali memadamkan api menggunakan dus bekas air mineral.
Sosok tersebut mengenakan jaket kulit cokelat. Kendati sempat ragu, pria yang mengenakan jaket kulit cokelat ini langsung maju memadamkan api di saat yang lain mundur dan kebingungan memadamkan api.
Dalam hitungan detik setelah ia menggunakan dus bekas, api pun padam di tubuh Aiptu Erwin.
Sosok pria tersebut adalah Didi Rosadi (43) alias Asgar, warga Kampung Jambudipa RT 03/01, Desa Jambudipa, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur.
Sosok pria low profile ini sempat keberatan untuk diwawancara karena baginya menolong sudah menjadi kewajiban.
• Stadion Sangkuriang Cimahi Sudah Butut, PSKC Cimahi Pun Terpaksa Gelar Laga Kandang di Arcamanik
Banyak juga di antara warga dan teman yang menyaksikan video bertanya kenapa Mang Asgar enggan diwawancara? padahal ia yang pertama kali memadamkan api.
Jawaban Mang Asgar hanya sederhana, menolong masa harus ada embel-embel. Menolong itu kewajiban, jawabnya kepada teman dan rekannya.

Ditemui tak sengaja di Jalan Siliwangi, Mang Asgar akhirnya mau menceritakan bagaimana ia menolong memadamkan api di tubuh Aiptu Erwin.
"Saat kejadian unjukrasa saya ada di lokasi ikut menonton aksi demo, ketika kejadian mulai kisruh lalu ada polisi yang terbakar, aparat kepolisian tersebut langsung jatuh," ujar Asgar, Selasa (20/8/2019).
• Pembobol Minimarket di Ciwidey Tepergok Warga, Kabur lalu Bikin Laporan Palsu di Polisi Sumedang
Asgar melihat ada batu, lalu batunya itu ia singkirkan dengan cara ditendang takut kena badan polisi yang guling-guling terbakar.
"Pas begitu saya mendengar polisi tersebut teriak, panas, panas, tolong, saya berinisiatif sendiri mematikan api, cari alat memadamkan kebetulan menemukan dus," kata Asgar.

Asgar bersyukur api sampai bisa padam lalu ia sempat melihat korban dan sudah hangus.
"Alhamdulilah bisa padam, saya melihat korban sangat mengerikan sekali, mau saya gendong saya khawatir kulitnya terkelupas terkena jaket kulit saya," katanya.
Ia lalu keluar kerumunan dan mencari mobil untuk mengangkut korban, pertama diminta begitu juga sopir angkot ketakutan, ternyata akhirnya ada yang mau.
"Saya berpikir api harus cepat padam tadinya mau sama jaket kulit tapi waktu tak akan cukup spontan saya langsung menyambar dus untuk memadamkan api," ujar Asgar.

Rabu atau Kamis Dioperasi Plastik
Kondisi Bripda FA Simbolon dan Bripda Yudi Muslim, dua orang anggota Sabhara Polres Cianjur yang terbakar saat mengamankan aksi unjuk rasa mahasiswa di Cianjur beberapa waktu lalu, saat ini terus membaik.
Bahkan keduanya kini telah dipindahrawatkan dari ruangan High Care Unit (HCU) ke ruangan perawatan umum Kemuning lantai 4 di RSHS Bandung.
Dokter spesialis operasi bedah plastik RSHS Bandung, Dr. Hardisiswo Soedjana,drSpBP-RE(K) yang menangani kedua pasien mengatakan, kondisi luka bakar yang dialami keduanya berbeda satu sama lain.
• Febri Hariyadi ke Timnas Indonesia, Pelatih Persib Bandung Berharap Ini Lawan Perseru Badak Lampung
Dimana Bripda Yudi Muslim mengalami sekitar 13,5 persen, dengan derajat kedalaman yang cukup berat yaitu tingkat dua (full thickness burn), meliputi bagian leher, kedua tangan, dan sebagian wajah.
Sedangkan, Bripda FA Simbolon, mengalami 6,5 persen luka bakar tingkat dua (superficial partial-thickness burn) yang meliputi bagian leher, sebagian dada, dan lengan atas bagian kanan.

Dikarenakan luka bakar keduanya mengenai lapisan dermis paling dalam, sehingga dibutuhkan penanganan luka melalui skin graft berupa operasi pecangkokan atau penambalan jaringan kulit.
"Karena Pak Yudi mengalami luka bakar yang cukup dalam dan adanya ancaman infeksi, dibandingkan Pak Simbolon, maka dibutuhkan operasi, dan diperlukan perawatan yang lebih lama dibandingkan dengan derajat luka tingkat superficial burn, yang relatif bisa sembuh dalam waktu 7-10 hari dengan tumbuhnya epitel kulit dengan sendirinya," ujarnya kepada wartawan di RSHS Bandung, Jalan Pasteur, Kota Bandung, Senin (19/8/2019).
Akan tetapi menurutnya, dengan kondisi luka bakar dalam dialami Bripda Yudi dan Bripda FA Simbolon, meski dapat sembuh, tetap memerlukan proses yang lebih lama dan akan meninggalkan jaringan parut yang kurang baik dari estetika.

Sebab berpotensi akan menimbulkan terjadinya kontraktur (kelainan/pemendekan permanen) yang dikarenakan tertariknya otot pada jaringan lunak di bawah kulit bagian leher sehingga tidak akan bebas dalam bergerak.
"Oleh karena itu, Pak Yudi setidaknya harus dilakukan kurang lebih satu atau dua kali tahapan operasi, meliputi tahap pertama pembersihan jaringan kulit yang mati dengan general anastesi atau bius umum, agar pasien tidak kesakitan. Kemudian di tahap kedua, operasi pencangkokan/penambalan kulit yang akan kita ambil dari kulit lipatan paha," ucapnya.
• Meriahkan HUT ke-342 Cianjur, Via Vallen: Bojo di Cianjur Galak-galak?
Proses operasi untuk Bripda Yudi pun direncanakan akan dilakukan pada Rabu (21/8/2019) atau Kamis (22/8/2019) nanti, dengan melihat hasil observasi kesehatan dan kesiapan pasien. Terlebih luka pada bagian tangan merupakan luka paling dalam dan cukup luas.
Disinggung mengenai jumlah dokter bedah plastik yang akan terlibat dalam proses operasi, menurutnya hal itu bisa dilakukan dengan cukup satu atau dua orang saja.
"Bisa cukup saya saja atau dua orang dokter (bedah plastik) kita lihat nanti. Kita dahulukan yang Pak Yudi karena lebih parah, dibandingkan pasien Simbolon," ujar dia.

Dr. Hardi pun menjelaskan, kondisi perkembangan luka bakar dari keduanya pun berangsur membaik jika dibandingkan pertama kali dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Jumat (16/8), dimana sebagian luka dengan derajat superficial kini telah mengering dan tumbuh jaringan epitel kulit.
Meski demikian pihaknya akan tetap terus melakukan perawatan luka dan kesehatan secara baik, agar kondisi tersebut tidak berubah menjadi lebih rusak dari yang ada saat ini.
"Yang dikeluhkan mereka saat ini hanya susah tidur mungkin karena trauma atas peristiwa itu, sedangkan untuk nyeri dari luka yang ada sudah jauh berkurang karena adanya oleh bantuan obat penahan nyeri," katanya.
• Update Bursa Transfer Pemain Liga 1 2019: Persib Bandung Paling Kencang, Tim Lain Bagaimana?
Berdasarkan pantauan Tribun Jabar, ruang perwatawan Bripda Yudi dan Bripda FA Simbolon yang berada di kamar 409 lantai 4 Kemuning RSHS Bandung, dijaga cukup ketat oleh petugas keamanan dan dua orang anggota kepolisian, sehingga tidak sembarang orang dapat menjenguk masuk ke ruangan tersebut tanpa mengantongi izin dari pihak keluarga maupun pihak RSHS Bandung.
Bahkan awak media peliput pun hanya dapat melihat kondisi pasien dari balik jendela yang tertutup tirai.