Pameran Lukisan Bertema Lingkungan Digelar di Saung Udjo, Pemenang Lomba akan Dikirim ke Jepang
Kao Indonesia sebagai penyelenggara akan menyeleksi sekitar empat ribuan lukisan anak bertema lingkungan hidup dan mengirimnya ke Jepang
Penulis: Muhamad Syarif Abdussalam | Editor: Dedy Herdiana
Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Dalam rangka meningkatkan rasa peduli terhadap lingkungan di kalangan generasi penerus Pameran Lukisan Anak Indonesia dengan tema "Let’s Eco Together, Bersama Ayo Ramah Lingkungan" digelar di Saung Angklung Udjo, Kota Bandung.
Pameran lukisan yang berlangsung pada 19-25 Agustus 2019 ini menghadirkan berbagai program talkshow, EcoBrick Workshop, dan pameran lukisan puluhan karya lukis terbaik anak Indonesia.
Kao Indonesia sebagai penyelenggara kegiatan tersebut akan menyeleksi sekitar empat ribuan lukisan anak bertema lingkungan hidup dan mengirimkan pemenangnya ke Jepang untuk belajar lebih banyak mengenai lingkungan hidup.
Pada 2018, Indonesia mengirimkan 4.379 lukisan dari total 12.563 yang diterima Kao Global di Jepang. Dua anak Indonesia, Farhan (Sidoarjo) dan Sherly (Bekasi), berhasil menjadi pemenang dalam kategori “Kao Prize” dan menerima penghargaan langsung di Tokyo, Jepang.
Saat ini Lomba melukis Lingkungan Kao Internasional untuk anak-anak ke-10 telah dibuka dan waktu penerimaan lukisan diperpanjang sampai 30 Agustus 2019. Acara pameran dibuka dengan kegiatan talkshow dengan tema yang sama pada 19 Agustus 2019, dihadiri oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bandung, PD Kebersihan Kota Bandung, Guru Seni Lukis, dan komunitas relawan pecinta lingkungan Kota Bandung.
Johny Lay selaku Senior Manager Corporate Communications Kao Indonesia mengatakan antusiasme anak Indonesia untuk lomba melukis yang dilakukan oleh Kao sejak tahun 2010 setiap tahunnya sangat besar.
"Melalui kegiatan ini, kami ingin mengajak tidak hanya generasi muda sebagai penerus tapi juga lebih banyak orang untuk mulai dan terus peduli dengan lingkungan lewat pesan yang ada pada lukisan dari anak-anak Indonesia," katanya di Saung Angklung Udjo, Senin (19/8).
Kao Indonesia menyelenggarakan Lomba Melukis Lingkungan Internasional Kao sejak 2010 sebagai salah satu wujud komitmen dan kontribusi Kao Indonesia untuk lingkungan yang lebih baik, dengan mengajak anak-anak usia 6-15 tahun dari seluruh dunia untuk membuat lukisan yang menggambarkan langkah kecil yang dapat dilakukan setiap hari, menuliskan mimpi serta harapan untuk kebaikan lingkungan dan bumi.
"Karena Kao percaya bahwa anak-anak adalah agent of change dan kunci masa depan untuk bumi yang lebih baik," katanya.
Sejak Kao memulai bisnis di tahun 1887, Kao selalu menempatkan kebutuhan konsumen dalam semua aspek bisnis yang dilakukan. Di tengah masalah global seperti pemanasan global, sampah, dan masalah lingkungan lainnya, keinginan konsumen juga berubah dan mulai menginginkan hidup yang lebih sustainable.
Oleh karena itu, Kao membentuk divisi ESG (Environment, Social, Governance) untuk membuat strategi dalam memenuhi keinginan konsumen tersebut melalui produk, inovasi dan teknologi yang Kao miliki, didasari dengan filosofi Kirei Lifestyle Plan dengan harapan terwujudnya dunia yang lebih berkelanjutan nantinya.
Dari segi produk, komitmen Kao terhadap lingkungan dibuktikan dengan inovasi-inovasi pada layanan, produk dan kemasan yang telah dilakukan. Salah satu komitmen Kao Global terhadap lingkungan adalah dengan diluncurkannya produk detergent berbahan Bio IOS yang terbuat dari limbah kelapa sawit yang tidak terpakai lagi.
Limbah sawit diolah sedemikian rupa sehingga bisa menjadi pembersih dan dijamin ramah terhadap lingkungan serta inovasi product packaging yang terus dilakukan seperti kemasan film type refill pack, yang menurunkan tingkat penggunaan plastik sebanyak 79%, yang nantinya akan 100% dapat terserap bumi di tahun 2030 melalui komitmen dan upaya yang terus dilakukan.
Di kesempatan yang sama, Dr Yanty Hardi Saputra, M.Ds, selaku guru seni lukis dan pendiri sanggar seni Ananda Visual Art School mengatakan bahwa seni lukis adalah bahasa universal. Di tengah isu global tentang lingkungan yang terjadi saat ini, perilaku ramah lingkungan harus sudah mulai diinternalisasikan untuk generasi penerus yaitu mulai dari anak-anak.