Hakim Sebut Keterangan Banyak Kejanggalan, Duga Prada DP Rencanakan Pembunuhan Kasir Indomaret

Pernyataan pelaku mutilasi kasir Indomaret Vera Oktaria, Prada DP, dalam sidang kasusnya dinilai hakim di Pengadilan Militer I-04 Palembang banyak kej

Editor: Theofilus Richard
TribunSumsel.com/Shinta Angraini
Prada DP menangis di persidangan. 

TRIBUNJABAR.ID, PALEMBANG - Pernyataan pelaku mutilasi kasir Indomaret Vera Oktaria, Prada DP, dalam sidang kasusnya dinilai hakim di Pengadilan Militer I-04 Palembang banyak kejanggalan.

Salah satunya adalah alasan Prada DP membawa Vera Oktaria menginap di Penginapan Sahabat Mulya di Kecamatan Sungai Lilin, kabupaten Musi Banyuasin, yang menjadi lokasi pembunuhan.

Hakim anggota Mayor CHK Syawaluddin menduga pembunuhan ini terencana, karena Prada DP terlihat ingin menjauhkan Vera Oktaria dari rumah.

Kabur Setelah Membunuh Kasir Indomaret, Prada DP Merasa Gelisah di Pesantren di Banten

Sebab, jarak antara Palembang dan Musi Banyuasin memakan waktu sekitar 3 jam hingga sampai ke penginapan.

Syawaluddin pun menyebutkan, Prada DP telah empat hari berada di Palembang, tepatnya pada 4 Mei 2018.

Saat menghubungi Vera Oktaria, Prada DP mengaku hanya ingin curhat kepada korban. Namun nyatanya langsung membawa Vera Oktaria ke tempat bibinya.

"Terdakwa membawa tas dan mengaku baru kabur pendidikan. Padahal sudah 4 hari. Di Jembatan Kertapati ngaku ingin curhat, tapi dibawa ke Musi Banyuasin? Ini ada kesengajaan ingin menjauhkan korban?" tanya Syawaluddin.

Prada DP pun mengaku menginap di Penginapan Sahabat Mulya lantaran kondisi hari yang sudah larut malam. Namun, ia tak mengetahui alamat pasti bibinya tersebut.

"Kami menginap karena sudah malam, rencananya besok mau mencari lagi rumah Bibi Elsa. Tapi malam itu kami ribut, sehinga saya membunuh Vera Oktaria," ujarnya.

Pelaku Mutilasi Kasir Indomaret Vera Oktaria, Prada DP Kabur dari Pendidikan Militer Karena Ini

Lalu, Syawaludin mempertanyakan alasan Prada DP nekat berangkat ke Serang Banten dengan alasan untuk belajar mengaji usai membunuh.

"Di sini banyak, kenapa harus Banten?"tanya Syawaluddin lagi.

Mendengar pertanyaan itu, Prada DP langsung menundukkan kepalanya dan enggan melihat hakim sembari menangis.

"Saya ketemu sama guru ngaji namanya Abah Syari," ucap Prada DP.

Syawaludin pun lantas membeberkan riwayat dari guru ngaji yang diucapkan Prada DP.

Berdasarkan catatannya, Abah Syar'i yang dimaksud Prada DP pernah terjerat kasus akibat menyembunyikan tahanan yang kabur pada 2013-2014.

Halaman
12
Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved