Putri TKW Cianjur: Pak Jokowi Pulangkan Ibu Saya, Disiksa di Arab, Disekap di WC, Tangan Ditusuk
Alis Juariah ingin pulang ke Indonesia karena sudah tak kuat mendapatkan siksaan oleh majikannya di Arab Saudi. Selama 21 tahun di Arab belum pulang.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
Putri TKW Cianjur: Pak Jokowi Tolong Pulangkan Ibu Saya, Disiksa di Arab, Disekap di WC, Tangan Ditusuk
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR – Nama Alis Juariah TKW Cianjur yang 21 tahun berada di Arab Saudi, sangat ingin pulang ke Cianjur, ke Kampung Muhara, Kecematan Haurwangi.
Alis Juariah ingin pulang ke Indonesia karena sudah tak kuat mendapatkan siksaan oleh majikannya di Arab Saudi.
Dalam surat yang pernah dikirim ke keluarganya di Cianjur, Alis Juariah mengabarkan pernah disekap di dalam WC, tangan ditusuk pusau, dan tindak kekerasan lainnya.
Keluarganya berhadap Presiden Jokowi dapat membantu kepulangannya ke Cianjur, Jawa Barat.
Selpi Lusniwati mengharap Presiden Jokowi segera mengabulkan permintaanya.
• Pamit Kerja di Arab Saudi, 21 Tahun Alis Juariah Tak Ada Kabar, Diduga Disiksa Majikan
“Kami berharap Presiden Jowo Widodo (Jokowi) berkenan membantu. Tolong pulangkan ibu saya dari Saudi,” pinta Selpi Lusniawati.
Sayangnya, keberadaan Alis Juariah di Arab Saudi masih belum jelas.
Pejabat Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Cianjur, Heri Suparjo, mengatakan dalam sistem komputerisasi tenaga kerja luar negeri (Siskotkln), nama Alis Juariah tidak terdaftar.
Alis Juariah tak terdaftar karena menjadi TKI sbelum Siskotkln diterapkan pada 2011. Heri juga mengaku baru tahu tentang Alis Juariah dari media sosial.

"Meski demikian, kami juga berusaha untuk bergerak secepat mungkin. Kami secepatnya menindaklanjuti informasi awal itu untuk mendapatkan informasi yang lebih rinci," kata Heri kepada Tribun melalui pesawat telepon, Senin (12/8). "Kami akan berkirim surat ke Kemenlu dan BNP2TKI untuk menindaklanjuti hal ini."
Ketua DPC Astakira Pembaharuan Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, berharap instansi-instansi terkait, khususnya Disnankertrans Cianjur, BP3TKI Jabar, BNP2TKI, PWNI dan BHI Kemlu, serta KBRI Riyadh, secepatnya merespons pengurusan dan pelacakan Alis Juariyah.
"Kami akan terus mendorong pihak instansi berkompeten agar Alis Juariah secepatnya dipulangkan ke Tanah Air dan hak-haknya dipenuhi," katanya.
Ali mengatakan, sudah mengontak KBRI dan Duta Besar. "Namun, sejauh ini belum ada jawaban," kata Ali.
Kirim Surat Disiksa Majikan
Pamit kerja ke Arab Saudi, 21 tahun lalu, Alis Juariah (46), pekerja migran Indonesia (PMI) (Tenaga Kerja Wanita Cianjur/TKW Cianjur) asal RT 01/10, Kampung Muhara, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, tak tentu rimbanya.
Kabar terakhir tentang kondisi Alis Juariah TKW Cianjur, hanyalah surat yang dikirimkan PMI itu pada keluarganya, empat tahun silam.
• Putus Kontak 31 Tahun, TKW Asal Cirebon Carmi Disebut Sudah Menikah dan Punya Tiga Anak
"Dalam surat itu, ibu saya bilang, ia sering disiksa dan, disekap di wc. Ibu saya juga menulis, tangannya pernah ditusuk pisau oleh majikannya," ujar Selpi Lusniawati (27) pilu, putri satu-satunya Alis Juariah, saat ditemui di rumahnya di Kampung Muhara, Senin (12/8).
Saat Alis Juariah TKW Cianjur pergi tahun 1998, kata Selpi, ia masih berusia enam tahun.
Menurut keluarganya di Cianjur, ibunya berangkat melalui jasa tenaga kerja PT Avida Avia Duta yang ada di Jakarta.
"Tapi tidak tahun siapa sponsornya, yang membawa ibu dari Cianjur," kata Selpi.
Selpi mengatakan, ketika tahu bahwa kondisi ibunya di Arab sangat menderita, ia sempat meminta bantuan ke Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI). Tapi, kata Selpi, BNP2TKI, seolah tak peduli dengan nasib ibunya.
• TKI dari Cianjur Disiksa Majikan di Arab Saudi, Tangan Ditusuk dan Dikunci di Kamar Mandi
"Namun, kami berharap Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkenan membantu. Tolong pulangkan ibu saya dari Saudi," katanya.
Dikdik (39), adik dari Alis, mengatakan, keluarga sebenarnya sudah mengikhlaskan Alis setelah bertahun-tahun tak pernah mendapatkan kabar tentang kondisinya.
"Namun, empat tahun lalu datang surat yang mengabarkan jika kakak saya ternyata masih hidup," ujarnya.
Surat itu membuat keluarga gembira sekaligus sedih karena dalam suratnya Alis juga mengabarkan kondisinya yang tersiksa.

Dalam suratnya, kata Dikdik, kakaknya bercerita, ia tak pernah diperbolehkan keluar rumah. Jika majikan dan keluarganya pergi keluar, kakaknya dikunci di kamar mandi sampai majikan pulang.
"Kakak saya bisa kirim surat juga sembunyi-sembunyi, suratnya dititipin ke sopir majikannya," ujarnya..
• Derita TKI Cianjur di Arab Saudi, 21 Tahun Hilang Dikira Sudah Meninggal Ternyata Disiksa Majikan
Di surat yang terakhir, menurut Dikdik, kakaknya bahkan memohon agar ia bisa segera bisa dipulangkan karena sudah tidak tahan dengan perlakuan majikan.
"Tolongin teteh, Dik. Teteh sudah tidak kuat, teteh disiksa, tangan teteh ditusuk sampai 20 jahitan," kata Dikdik.
Dikdik mengatakan, keluarga sempat dihubungkan dengan pihak KBRI di Arab Saudi untuk mengupayakan pemulangan Alis. Namun upaya itu masih menemui jalan buntu.
"Saya sudah bolak-balik ke Jakarta, pinjam sana-sini bahkan jual yang ada untuk biaya agar kakak saya bisa segera dipulangkan, tapi belum ada hasilnya sampai sekarang," ujarnya.
Ketua DPC Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia Raya (Astakira) Pembaharuan Kabupaten Cianjur, Ali Hildan, mengatakan baru mengetahui kasus ini setelah ramai di media sosial.
• Ruang Kelas Mau Ambruk, Murid SDN di Cianjur Terpaksa Belajar di Teras Sekolah Pasca- Gempa Banten
"Begitu tahu, kami bergerak secepat mungkin. Kami melacak nomor majikannya dan alhamdulillah sudah ada titik terang," ujarnya.
Namun, kata Ali, ia belum bisa memastikan betul bahwa nomor yang berhasil mereka lacak itu adalah benar nomor majikan Alis.
"Tapi hasil obrolan nomor tersebut, betul namanya Saed Aljhrani, yang ini nama majikan Alis seperti yang diinformasikan oleh anaknya. Sudah dua kali komunikasi dengan pemilik nomor itu. Dia bahkan memastikan akan menelepon lagi agar kami bisa bicara langsung dengan PMI-nya," kata Ali. (Tribunjabar.id/ferri amiril mukminin)