Imbas Kekeringan, Petani di Jagapura Cirebon Protes Soal Tata Pengairan, Ancam Pindah Ke Indramayu

Koordinator Petani Jagapura, Uug Kujaeni (45), menyebut satu di antara penyebab gagal panen adalah tata gilir pengairan

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Tribun Jabar/Siti Masithoh
Embung di Desa Sarwadadi, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon mengalami kekeringan sejak dua bulan yang lalu. Foto diambil pada Selasa (9/7/2019). 

Laporann wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, CIREBON- Ancaman kekeringan akibat musim kemarau mulai meluas di Kabupaten Cirebon.

Satu di antara daerah yang terdampak kekeringan adalah Desa Jagapura Wetan di Kecamatan Gegesik, Kabupaten Cirebon.

Di Desa Jagapura Wetan, sebanyak 150 hektare mengalami gagal tanam sedangkan untuk Desa Jagapura kidul, seluas 150 hektare lahan pertanian seluruhnya mengalami retak.

Koordinator Petani Jagapura, Uug Kujaeni (45), menyebut satu di antara penyebab gagal panen adalah tata gilir pengairan yang dilakukan oleh pemerintah setempat tidak proporsional.

Lahan pertanian di desa tersebut hanya dapat jadwal pengaliran air selama 12 jam setiap pekannya.

Uug mengatakan, selama 12 jam, air dari  saluran irigasi hanya mampu mengaliri dua hektare lahan sedangkan lahan lainnya sama sekali tidak teraliri.

Kekeringan Meluas di Jawa Barat, Capai Puluhan Kabupaten dan Kota, Ini Daftar Daerahnya dari BPBD

Sawah Mulai Kekeringan, Petani di Tengah Tani Cirebon Minta Pemkab Cirebon Beri Pompa Air

"Idealnya saat musim kemarau seperti ini tuh tiga hari (pengairan dalam sepekan), bukan 12 jam," kata Uug di Desa Jagapura Wetan, Selasa (13/8/2019).

Uug mengatakan, pihak petani di desa tersebut, mengancam akan pindah wilayah ke Kabupaten Indramayu.

Di daerah Indramayu, ucapnya, sebagian besar sawah masih teraliri air meski musim kemarau mendekati puncaknya.

Gegesik, kata Uug, dijadikan salah satu wilayah fokus pertanian komoditas padi oleh Pemerintah Kabupaten Cirebon namun sebagian besar lahan tidak teraliri air.

"Di Indramayu, petani masih bisa tanam padi. Di sini tidak bisa, masa kami harus pindah," kata Uug.

7 Provinsi Kekeringan, BNPB dan BMKG Siapkan 2 Posko untuk Buat Rekayasa Cuaca

Uug pun meminta, kepada Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Kabupaten Cirebon, yang saat ini dijabat oleh Plt Bupati Cirebon, Imron Rosyadi, untuk peka agar petani tak semakin gagal panen.

"Kerugian kami sudah sampai ratusan juta, tidak bisa apa-apa," katanya.

Petani lainnya, Maskun (58), selama satu bulan terakhir ini, ia hanya terdiam di rumah, lantaran lahan yang biasa ia garap dalam kondisi tidak dialiri air dan hanya bisa pasrah melihat kondisi tersebut.

"Nggangur saja, tidak punya pendapatan," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved