Idul Adha 2019
Usai Idul Adha, 4 Hari Ini Diharamkan Bagi Umat Muslim Berpuasa, Berikut Hikmah Berkurban
Berikut penjelasan 4 Hari yang Diharamkan Bagi Umat Muslim Berpuasa saat Idul Adha, ada Hikmah dan makna dari berkurban
Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Dedy Herdiana
TRIBUNJABAR.ID - Umat muslim telah melaksanakan hari istimewa yakni merayakan Idul Adha 1440 Hijiriah.
Disebut hari istimewa karena diwajibkan bagi umat muslim yang mampu untuk melaksanakan ibadah kurban.
Disamping itu ada banyak keutamaan dan pahala besar dari amalan-amalan sundah yang dikejakan.
Namun ada juga hari-hari yang diharamkan atau tidak boleh mengerjakan amalan-amalan tertentu.
Seperti halnya diharamkannya 4 hari bagi umat muslim untuk berpuasa atau tidak makan.
• Daging Kurban Melimpah? Resep Masakan Daging Ini Bisa Diaplikasikan Jadi Menu Istimewa Idul Adha
Sebanyak 4 hari diharamkan berpuasa bagi umat muslim itu adalah hari raya Idul Adha dan Hari Tasyrik:
Hari ke-10 bulan Dzulhijjah (11 Agustus 2019)
Hari ke-11 bulan Dzulhijjah (12 Agustus 2019)
Hari ke-12 bulan Dzulhijjah (13 Agustus 2019)
Hari ke-13 bulan Dzulhijjah (14 Agustus 2019).
• Pembagian Daging Kurban, Hati-hati dengan Daging Gelonggongan, Ini Cara Mudah Mengetahuinya
Larangan berpuasa atau hari tasyarik bagi umat muslim di hari raya Idul Adha didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari.
هَذَانِ يَوْمَانِ نَهَى رَسُولُ اللَّهِ – صلى الله عليه وسلم – عَنْ صِيَامِهِمَا يَوْمُ فِطْرِكُمْ مِنْ صِيَامِكُمْ ، وَالْيَوْمُ الآخَرُ تَأْكُلُونَ فِيهِ مِنْ نُسُكِكُمْ
“Dua hari ini adalah hari yang Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam larang untuk berpuasa di dalamnya yaitu Idul Fithri, hari di mana kalian berbuka dari puasa kalian. Begitu pula beliau melarang berpuasa pada hari lainnya, yaitu Idul Adha di mana kalian memakan hasil sesembelihan kalian.” (HR. Bukhari no. 1990 dan Muslim no. 1137)
Hadis lainnya, Rasulullah Muhammad SAW mengatakan larangan berpuasa pada dua hari raya, Idulfitri dan Idul Adha.
Hadis ini disampiakan oleh Abu Sa’id Al Khudri –radhiyallahu ‘anhu;
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- نَهَى عَنْ صِيَامِ يَوْمَيْنِ يَوْمِ الْفِطْرِ وَيَوْمِ النَّحْرِ.
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang berpuasa pada dua hari yaitu Idul Fithri dan Idul Adha.” (HR. Muslim no. 1138)

Atas dalil hadis tersebut, kaum muslimin bersepakat (berijma’) tentang haramnya berpuasa pada dua hari raya, yaitu Idulfitri dan Idul Adha.
Sedangkan pengharaman berpuasa bagi umat Islam pada hari kedua hingga ketiga setelah hari raya Idul Adha atau Hari Tasyrik, didasarkan pada dalil hadis Rasulluah Muhammad SAW:
أَيَّامُ التَّشْرِيقِ أَيَّامُ أَكْلٍ وَشُرْبٍ
“Hari-hari tasyriq adalah hari makan dan minum.” (HR. Muslim no. 1141, dari Nubaisyah Al Hudzali). Imam Nawawi rahimahullah memasukkan hadits ini di Shahih Muslim dalam Bab “Haramnya berpuasa pada hari tasyriq”.
• Bingung Olah Daging Kurban Idul Adha? Dimasak Steak Ala Lita MasterChef Indonesia Saja, Ini Resepnya
Dikutip dari Muslim.or.id, Imam Nawawi rahimahullah dalam Al Minhaj Syarh Shahih Muslim mengatakan, “Hari-hari tasyriq adalah tiga hari setelah Idul Adha. Hari tasyriq tersebut dimasukkan dalam hari ‘ied.
Hukum yang berlaku pada hari ‘ied juga berlaku mayoritasnya pada hari tasyriq, seperti hari tasyriq memiliki kesamaan dalam waktu pelaksanaan penyembelihan qurban, diharamkannya puasa (sebagaimana pada hari ‘ied, pen) dan dianjurkan untuk bertakbir ketika itu.”
Hikmah Berkurban di Hari Raya Idul Adha

Saat hari raya Idul Adha tentu saja masyarakat muslim khususnya mendapatkan bagian daging kurban.
Oleh karena itu kurban dapat dimaknai sebagai rasa syukur kepada Allah Subhanahu wa ta'alla atas nikmat, berkah dan rezeki yang telah diberikan-Nya.
Selain itu ada pula hikmah dari melaksanakan kurban.
Dilansir dari muslim.or.id karya Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, ada banyak hikmah kebaikan kurban patut diketahui muslim.
Kurban dilaksanakan guna menghidupkan ajaran Nabi Ibrahim AS.
Usul ketika Allah SWT memerintahkan Nabi Ibrahim AS untuk menyembelih putranya Nabi Ismail AS sebagai tebusan ketika di hari an-nahr yaitu hari Idul Adha.
Hikmah kisah Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS tersebut dimaksudnya dapat mengingatkan kesabaran Nabi Ibrahim dan ketaatan dan kecintaanya kepada Allah Subhanahu wa ta'alla.
• Ini Cara Memaknai Iduladha Menurut Panitia Iduladha Masjid Raya Bandung
Artinya ada nilai pengorbanan yang mesti dilakukan Nabi Ibrahim AS untuk melepas cobaan sebelum akhirnya putranya yang disembelih itu digantikan dengan seekor domba.
Dalam kitab Talkish Kitab Ahkamil Ushiyyah wadz Dzakaah dan Sahih Fiqh Sunnah, di dalamnya Ibnul Qayyim berkata ibadah kurban lebih baik dari pada besedekah dengan uang yang senilai dengan kurban.
"Penyembeliha yang dilakukan pada waktu mulia lebih afdal dari pada sedekah senilai penyembelihan tersebut."
Menurutnya, jika seseorang bersedekah untuk menggantikan kewajiban penyembelihan dalam ibadah haji meskipun sedekah bernilai berlipat ganda pahala, namun tidak dapat menyamai keutamaan berkuban."
Demikian keutamaan kurban pun dimaksudkan untuk meraih ketakwaan dan keikhlasan.
Sebagaimana Allah Subhanahu wa ta'alla berfirman dalam Quran Syrat Al-Hajj:37).
لَنْ يَنَالَ اللَّهَ لُحُومُهَا وَلَا دِمَاؤُهَا وَلَكِنْ يَنَالُهُ التَّقْوَى مِنْكُمْ
"Daging-daging unta dan darahya itu sekali kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya."