Satpol PP Sebut Pengemis di Indramayu Hanya Transit, Marak Menjelang Weekend Saja
Ia mengatakan, setiap menjelang akhir pekan atau pada setiap hari Jumat, para pengemis marak dijumpai di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Indramayu.
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU- Tingkat pengemis di Kabupaten Indramayu masih tergolong sedikit dibandingkan Kabupaten Kota lainnya.
Para pengemis di Indramayu kebanyakan adalah orang transit yang hendak pergi ke daerah lain.
Hal tersebut diungkapkan Kabid Penegakan Perundang-Undangan Daerah Satpol PP Kabupaten Indramayu, Kamsari Sabarudin kepada Tribuncirebon.com di ruangannya, Jumat (9/8/2019).
Ia mengatakan, setiap menjelang akhir pekan atau pada setiap hari Jumat, para pengemis marak dijumpai di sejumlah ruas jalan di Kabupaten Indramayu.
Pada hari-hari kerja Senin sampai Kamis, pengemis, anak punk, pengamen, dan lain sebagainya sangat jarang terlihat.
Ia berpendapat maraknya pengemis di Masjid Agung Indramayu setiap hari Jumat itu merupakan fenomena yang sama seperti pengemis-pengemis di wilayah lain di Kabupaten Indramayu.
Mereka merupakan pendatang yang transit untuk mengemis di hari-hari tertentu saja lalu berpindah ke tempat lain.
• Datang dan Pulang Naik Mobil, Pengemis di Masjid Agung Indramayu Ini Meresahkan, Harus Ditertibkan
• Satpol PP Indramayu Akan Selidiki Kasus Vandalisme di Lapak Penjahit dan Tembok Kampus Unwir
Adapun cara yang dilakukan para pengemis yang kerap kali membawa anaknya yang masih berusia anak-anak adalah modus untuk menarik simpati orang sekitar.
"Kita juga akan tindaklanjuti kasus ini karena dianggap meresahkan," ujar dia.
Adapun terkait tindakan, dijelaskan Kamsari Sabarudin, para pengemis ini akan didata terlebih dahulu oleh Satpol PP Kabupaten Indramayu setelah itu akan dilakukan pembinaan ke instansi terkait.
Mereka akan dilimpahkan ke Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi di Cirebon untuk dilakukan pembinaan.
"Karena kalau di sini fasilitasnya belum memadai, seperti shelter itu belum ada. Di wilayah Ciayumajakuning khususnya pembinaan terhadap pengemis, orang gila, anak punk, dan lainnya sementara dikirim ke Cirebon," kata Kamsari Sabarudin.
Meski demikian, ucapnya, kehadiran para pengemis ini tidak sampai berbuat onar yang mengakibatkan keresahan masyarakat.
"Hanya saja mungkin menganggu keindahan dan ketertiban tapi kita tetap akan lakukan tindakan," ujarnya.
