Kongres PDIP
Ahok BTP Masuk ke Toilet Pun Dikejar Kader PDIP, Tak Bisa Menghindar, Ahok Tetap Tersenyum
Di arena kongres, BTP menjadi buruan ratusan kader PDIP di Kongres V PDIP yang hadir dalam pembukaan Kongres V PDIP. Pergi ke toilet pun dikejar.
Ahok BTP Masuk ke Toilet Pun Dikejar Kader PDIP, Tak Bisa Menghindar, Ahok Tetap Tersenyum
TRIBUNJABAR.ID, SANUR - Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama (BTP) alias Ahok hadir pada pembukaan Kongres V PDIP di Bali, Kamis (8/8/2019).
Ahok BTP memang telah berstatus politisi partai berlambang kepala banteng moncong putih.
Usai bebas dari tahanan penjara, BTP memutuskan masuk kedalam partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri.
Saat hadir di arena kongres, BTP menjadi buruan ratusan kader PDIP di Kongres V PDIP yang hadir dalam pembukaan Kongres V PDIP di Grand Inna Beach Bali, untuk berswafoto.
"Pak Ahok, foto Pak," ucap kader PDIP sembari menyodorkan gawai.
• Ahok BTP Jadi Sosok Istimewa, Ini Alasan Megawati Sebut Nama Ahok di Tengah Ribuan Peserta Kongres
BTP tak bisa menolak permintan ratusan kader PDIP itu yang memintanya selfie.
Ia hanya menebarkan senyumnya saat puluhan gawai diarahan ke hadapannya.
Bukan hanya kader, sejumlah anggota DPR dari PDI Perjuangan tak mau ketinggalan berfoto dengan mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini.

Anggota Komisi XI Fraksi PDIP Eva Kusuma Sundari pun terlihat berswafoto dengan BTP. Ahok BTP bahkan sampai jadi rebutan swafoto saat di dalam toilet pria Grand Inna Beach Bali. Namun tak bisa menghindar permintaan.
Sebelumnya, pada sambutan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri saat pembukana Kongres PDIP, nama BTP sempat disebut.
"Di sini juga ada, karena sudah kader PDI Perjuangan, dia BTP, Basuki Tjahaya Purnama. Kalau terkenal namanya Ahok," kata Megawati.
Basuki yang hadir lalu berdiri dan perhatian peserta kongres mengarah ke dirinya. Setelah itu, Megawati bicara lagi.
• PDIP Persilakan Ahok Menata Dulu Kehidupannya, Kalau Urusan Politik Nanti Saja
Dia mengaku merasa heran. Di Indonesia bicara Pancasila, gotong royong, sebagai falsafah negara.
"Tapi terus masa tak tak boleh (didukung, Red)? Mau namanya Aseng, Ahok, Badu, mau apa kek namanya, kalau sudah warga negara Indonesia, ya sudah lah (harusnya boleh, Red)," kata Megawati.