Dampak Mati Listrik di Bandung: Minimarket Diserbu Warga yang Charge HP, Lalin Macet, Kafe Merugi
Termasuk di wilayah Bandung, beberapa rumah, perkantoran, gedung pemerintahan, hingga fasilitas publik yang membutuhkan listrik sempat gelap.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
"Di rumah listiknya mati. Pas belanja ke toko ini, pengelolanya sediakan steker dan banyak yang isi daya. Ya sekalian saja nebeng isi daya ponsel," ujar Zaki (24) warga Jalan Indramayu.
Sejumlah pengemudi ojek online yang melintas kawasan itu, turut mengisi daya ponselnya.
"Power bank saya habis, sedangkan masih nge trip (layani penumpang) tapi ponsel hampir kehabisan daya. Kebetulan lewat sini, banyak orang ikut isi daya, saya ikutan gabung," kata Dodi (28), pengemudi ojek online.
Lilin Jadi Mahal

Di Jalan Terusan Jakarta, sejumlah warga ada yang berjualan lilin di pinggir jalan.
Ada lebih dari lima orang yang berjualan lilin di jalan tersebut.
Namun, harga lilinnya tak lagi Rp 2 ribuan.
Harga lilinnya naik jadi Rp 5 ribu per batang.
• Kronologi Mati Listrik Massal di Jabar, Banten dan Jakarta, Semuanya Berawal dari Jateng
"Karena sekarang lagi banyak yang butuh lilin pak. Sedangkan lilin juga terbatas. Sejauh ini lilinnya laku," ujar Soleh (30), warga Jalan Atlas, Kota Bandung.
Ia dan teman-temannya berjualan lilin sejak adzan Isya.
Awalnya ia mengaku tidak kepikiran menjual lilin. Namun, kenalannya menawarkan untuk menjual lilin per dus berisi 12 batang.
"Ada yang nawarin jual lilin. Ada kenalan saya," katanya.