Cara Paling Tepat Menangani Gigitan Ular Berbisa Neurotoxin dan Hemotoxin, Jangan Dipijit dan Diikat

Tri menjelaskan, langkah penanganan yang benar jika dipatuk ular berbisa yaitu dengan membuat bagian tubuh yang digigit tidak bergerak.

Editor: Ravianto
Instagram/panjipetualang_real
Panji Petualang terpana melihat ular king kobra putih. 

TRIBUNJABAR.ID - Beberapa hari yang lalu, seorang anggota Brimob yang bertugas di Papua, Bripka Desri Sahroni tewas digigit ular death adder.

Bripka Desri Sahroni digigit ketika bersandar di sebuah batang pohon.

Terkenal akan bisanya yang sangat mematikan, death adder memang termasuk salah satu ular paling berbahaya di dunia.

Memiliki tubuh seperti ular beludak, tapi death adder atau beludak australia ternyata masuk golongan ular senawan.

Mengutip dari wikipedia, ular ini terdapat di Australia dan Papua. Nama umumnya dalam bahasa inggris adalah death adder, dinamakan demikian karena ular-ular ini memiliki bentuk tubuh dan perilaku yang mirip dengan jenis-jenis beludak sejati (Viperidae), namun ular ini adalah golongan Elapidae.

Sedangkan nama ilmiahnya, Achantophis, berasal dari bahasa Greeka, ἄκανθος (Achantos)= "duri", dan ὄφις (Ophis)= "ular", mengacu pada ekornya yang mengecil dan tajam dan digunakan sebagai umpan untuk menangkap mangsa.

Pakar toksinologi dan bisa ular Dr dr Tri Maharani, M.Si SP juga memastikan, ular yang menggigit Bripka Sahroni bukanlah jenis derik, melainkan ular death adder dengan nama latin acantopis.

Tri mendapatkan laporan dari salah satu rekannya pada Sabtu (27/7/2019) malam.

Setelah diteliti, ular tersebut berjenis death adder dengan sifat neurotoksin yang hebat.

"Memang bentuknya kayak ular derik. Tapi bukan, namanya death adder. Sifatnya beda, neurotoksinnya amat sangat kuat sekali.

Menyebabkan gagal napas, gagal jantung, sehingga tingkat kematian tinggi," kata Tri saat diwawancara Kompas.com, Selasa (30/7/2019) sore.

Satu-satunya dokter dari Indonesia yang turut dalam tim pembuat pedoman penanganan gigitan ular berbisa dari lembaga kesehatan dunia atau WHO ini menuturkan, bisa ular jenis death adder tidak menyebar melalui aliran darah, melainkan kelenjar getah bening.

Bisa ular bekerja dengan cara memblok saraf-saraf dalam tubuh, sehingga dapat terjadi kelumpuhan otot yang didukung oleh syaraf tersebut.

Penanganan pertama atau first aid  korban gigitan ular death adder menjadi satu hal penting guna mengurangi potensi keparahan yang muncul akibat bisa ular.

Penanganan First aid dapat dilakukan dengan immobilisasi atau memperkecil gerakan bagian tubuh yang terkena gigitan.

Sumber: Tribun Jabar
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved