Sesar Lembang Bereaksi dan Gempa Setelah Tangkuban Perahu Meletus? Ini Penjelasan Peneliti LIPI

Banyak yang bertanya apakah Sesar Lembang akan bereaksi dan terjadi gempa setelah Gunung Tangkuban Perahu erupsi atau meletus pada Jumat (26/7/2019).

Istimewa
Gunung Takubanparahu erupsi Jumat (26/7/2019). 

Kepala Sub-Bidang Mitigasi Gunungapi Wilayah Barat PVMBG, Nia Khaerani, mengatakan, erupsi di Kawah Ratu, Jumat sore, tak disertai gejala vulkanik yang jelas. "Bahkan, saat erupsi terjadi, seismograf kami lurus, berarti tidak ada tanda-tanda kegempaan," ujarnya di Pos Pemantauan Gunungapi Tangkubanparahu.

Senada dengan Eko, Nia juga memastikan bahwa erupsi ini tak berpotensi memicu pergerakan patahan Lembang. "Erupsinya kecil. Tak akan mengganggu patahan Lembang," ujarnya.

Kesaksian Kakek Pedagang Bandrek, Turun Terakhir Saat Tangkuban Perahu Erupsi

15 Wisatawan Luka

Setidaknya 15 wisatawan terluka saat Gunung Tangkuban Perahu yang tenang tiba-tiba erupsi, selepas Asar, Jumat (26/7/2019).

Asap kelabu membubung tinggi dari Kawah Ratu. Dalam hitungan detik, langit tiba-tiba gelap diiringi hujan abu vulkanik erupsi Gunnung Tangkuban Perahu.

Para pedagang yang sore itu masih berjualan di kawasan Taman Wisata Alam (TWA) Gunung Tangkubanparahu sontak berlarian menyelamatkan diri. Dalam keadaan panik, para wisatawan berebutan turun, menuju tempat parkir dan bergegas pergi.

"Ada mobil yang ringsek karena nabrak saat turun," kata Acep (32), juru parkir TWA Gunung Tangkubanparahu, saat ditemui di gerbang masuk Tangkubanparahu, kemarin.

Acep mengatakan, meski belum hari libur, Tangkubanparahu ramai sepanjang hari kemarin. "Pengunjungnya lumayan banyak, pada bawa mobil dan motor," kata Acep.

Acep mengatakan, saat hujan abu turun, ia sempat kembali ke atas untuk membantu temannya yang masih ada di sana. "Saat itu, jalan ke puncak sudah tertutup abu setebal sepuluh sentimeran. Teman saya di atas dagang sweater. Dia panik saat saya datang," ujarnya.

Dayang Sumbi Terkenal Cantik Jelita, Obat Awet Mudanya Katanya Ada di Puncak Gunung Tangkuban Perahu

Gambaran kepanikan juga diungkapkan Hendrik (47), salah seorang pedagang.

"Tak lama setelah Kawah Ratu meletus, kondisinya gelap gulita. Kami berlarian menyelamatkan diri. Sejumlah wisatawan berteriak-teriak mencari keluarganya," kata Hendrik.

Hendrik mengatakan, sejumlah tetangganya terpaksa mendapat perawatan karena terluka saat menyelamatkan diri. "Ada warga yang matanya terkena abu dan ada yang sesak napas," kata Hendrik, yang sehari-hari juga menjadi ketua RT di kawasan Tangkubanparahu.

Kapolsek Lembang, Kompol Sutarman, mengatakan, 15 wisatawan yang terluka sudah mendapat perawatan klinik Sespim, Lembang.

Mobil tertutup abu semburan erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (26/7/2019).
Mobil tertutup abu semburan erupsi Gunung Tangkuban Parahu, Jumat (26/7/2019). (Istimewa/BNPB)

"Sebagian sudah diperbolehkan pulang. Kebanyakan mengalami sesak napas," ujarnya di TWA Tangkubanparahu.

Kawah Ratu Gunung Tangkubanparahu erupsi pukul tepat 15.48. Pelaksana harian Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Agus Wibowo, mengatakan, berdasarkan hasil pantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dari Pos Pengamatan Gunungapi Tangkubanparahu, kolom abu saat erupsi terlihat berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan. Tinggi kolom abu yang teramati sekitar 200 meter dari atas puncak atau kurang-lebih 2.284 meter di atas permukaan laut.

Mengenal Sesar Lembang, Disebut LIPI Masuk Siklus Pelepasan Energi, Warga Pernah Diminta Tak Panik

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved