Gunung Tangkuban Parahu Erupsi
Gunung Tangkuban Parahu Erupsi, Mobil-mobil Tertutup Abu, ''Lagi Rawan, Lagi Meletus''
Gunung Tangkuban Parahu di Subang, Kabupaten Bandung Barat, erupsi pada Jumat (26/7/2019). Mobil-mobil tertutup abu vulkanik. Waspada!
Penulis: Kisdiantoro | Editor: Kisdiantoro
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Gunung Tangkuban Parahu di Subang, Kabupaten Bandung Barat, erupsi pada Jumat (26/7/2019).
Akibat erupsi itu, abu vulkaniknya tersebar ke sejumlah daerah di sekitar Gunung Tangkuban Parahu.
Di media sosial hari ini banyak dihiasi video-video tempat atau mobil yang terpapat abu erupsi Gunung Tangkuban Parahu.
Instagram destini_id_official, memasang video sebuah mobil yang dipenuhi abu erupsi Gunung Tangkuban Parahu.
Seorang pria sibuk mengabadikan momen tersebut.
Sementara di belakang mobil yang terparkir itu lalu lalang kendaraan mobil dan sepeda motor.
• VIDEO BREAKING NEWS-Gunung Tangkuban Parahu Erupsi dan Penjelasan PVMBG Badan Geologi
"Tangkuban Parahu lagi rawan, lagi meletus," ujar pria di dalam video itu.
Foto-foto yang dibagikan BNPB juga menunjukkan betapa derasnya semburan abu vulkanik Gunung Tangkuban Parahu.
Sejumlah mobil tertutup abu.
Dari pantauan di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, langit terlihat biru.
Namun tidak seperti biasanya yang cerah. Langit di atas Gunung Tangkuban Parahu masih dipenuhi tebaran abu vulkanik.
Semburan Abu
Gunung Tangkuban Parahu, Jawa Barat mengalami erupsi, Jumat (26/7/2019).
Berdasarkan keterangan Pos Pengamatan Gunungapi Tangkuban Parahu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, erupsi Gunung Tangkuban Parahu terjadi pada pukul 15.48 WIB.
"Dengan tinggi kolom abu teramati ± 200 m di atas puncak (± 2.284 m di atas permukaan laut)," tulis Kepala PVMBG, Kasbani, dalam keterangan tertulisnya, Jumat.
Abu tebal tersebut mengarah condong ke arah timur laut dan selatan.
"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi kurang lebih 5 menit 30 detik," tulis Kasbani.
• Pengelola Pastikan Kondisi TWA Gunung Tangkubanparahu Normal dan Aman untuk Dikunjungi
Gunung Tangkuban Parahu saat ini masih berada pada status level I atau normal.
Ada beberapa rekomendasi yang diberikan PVMBG.
Pertama, masyarakat, pengunjung, atau wisatawan di sekitar Gunung Tangkuban Parahu tidak diperbolehkan turun mendekati dasar kawah Ratu dan Kawah Upas.
Pengunjung juga tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di dalam kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
"Serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia," tulis Kasbani.
Pihak PVMBG juga meminta masyarkat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu agar mewaspadai terjadinya letusan freatik.
Letusan itu bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului oleh gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Aktivitas Meningkat

Sebelumnya diberitakan aktivitas vulkanik Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat kembali meningkat.
Hal itu berdasarkan pengamatan visual Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Senin (22/7/2019).
Dari hasil rekaman seismograf PVMBG, terpantau sudah terjadi 425 kali gempa.
Hembusan dan Asap kawah utama bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang hingga tebal
Selain itu sudah terjadi dua kali gempa Tremor Harmonik, tiga kali gempa frekuensi rendah, tiga kali gempa vulkanik dalam, dan tiga kali gempa tektonik jauh.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Bidang Mitigasi Gunungapi pada Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Hendra Gunawan. Saat ini PVMBG masih mengevaluasi data lengkapnya.
"Intinya masih dievaluasi karena aktivitas Gunung Tangkuban Parahu masih didominasi gempa hembusan yang berfluktuasi dan masih kami evaluasi data lengkapnya," ujarnya saat dikonfirmasi Tribun melalui pesan singkat.
• Aktivitas Vulkanik Gunung Tangkuban Parahu Meningkat, Wistawan Diimbau Tak Dekati Kawah
Namun secara umum, kata dia, variasi gempa hembusan berfluktuasi ini pernah terjadi di tahun tahun sebelumnya.
Hal tersebut akibat efek perubahan muka air tanah akibat perubahan musim.
Atas hal tersebut, pihaknya mengimbau agar warga atau pengunjung wisata Gunung Tangkuban Parahu tidak mendekati Kawah Ratu dan Kawah Upas karena adanya gas-gas vulkanik yang berbahaya bagi manusia.