Yuk Tengok Bangunan Antik, Toko Jamu Djati Walujo Berusia 101 Tahun di Cimahi
Sebuah bangunan bercat hijau dengan tulisan diatas pintunya "Jamu Djati Walujo" yang berlokasi di Jalan H Ali, Kota Cimahi, nampak berdiri kokoh.
Penulis: Syarif Pulloh Anwari | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Syarif Pulloh Anwari
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Sebuah bangunan bercat hijau dengan tulisan diatas pintunya "Jamu Djati Walujo" yang berlokasi di Jalan H Ali, Kota Cimahi, nampak berdiri kokoh.
Dari pantauan Tribun Jabar di lokasi, cat bangunan sudah terlihat kusam.
Bangunan ini terdapat dua pintu, satu untuk berjualan jamu dan sebelahnya diperuntukan penyewaan busana gaun.
Bangunan ini terlihat mencolok dari bangunan lainnya karena desain arsitekturnya mencirikan peninggalan masa silam.
Ternyata memang benar, bangunan tua itu sudah digunakan untuk berjualan jamu sejak lama.
Toko ini tepat di sebelah toko penjual ikan hias.
• Pembangunan Museum Wakare Diawali dengan Doa yang Dipimpin oleh Sesepuh Dusun Wates
Saat Tribun Jabar mencari informasi tersebut, terlihat sosok wanita tua yang mengenakan kerudung sedang berada didalam toko jamu tersebut.
Saat dimintai keterangan dirinya pun tak tahu lantaran ia mengaku hanya sebatas karyawan.

Nampak berjejer rempah-rempah dan tanaman herbal dalam kemasan plastik yang dijejerkan rapi di dalam sebuah etalase.
Ketua Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok, mengatakan bahwa berdasarkan pendataan, Toko Jamu Djati Walujo ini sudah ada sejak tahun 1918.
"Toko Jamu Djati Walujo sudah ada sekitar tahun 1918, pendirinya Liem A Mooy, pengelola dan pemililk pertama dari toko jamu ini," ujar Ketua Tjimahi Heritage, Machmud Mubarok kepada Tribun Jabar, Selasa (23/7/2019).
Menurut pria yang akrab disapa Mac ini, keberadaan Toko Jamu Djati Walujo sudah terkenal di mata masyarakat Kota Cimahi.
"Yang saya tahu memang legendaris Jamu Djati Walujo ini sudah lama, kalau orang tua pasti membeli jamu pasti ke Jamu Djati Walujo sudah terkenal dari dulu," ujarnya.
Terkait resep jamu, menurut Machmud, Toko Jamu Djati Walujo ini menawarkan resep jamu Keraton Solo berbahan dasar rempah-rempah.
• Pernah Lewat Bangunan Tua Gereja Santo Albanus di Bandung? Begini Kata Pengelolanya

Bangunan yang sudah berumur satu abad ini memiliki gaya arsitektur Tionghoa, terlihat dari pintu depan bangunan yang agak tinggi, dua jendela di sisi kanan kiri, ventilasi di atasnya, serta terdapat besi di jendela khas pecinan.
"Perpaduan Cina khas Tionghoa, ada unsur Tionghoa dan berbauran dengan lokal, kalau melihat pecinan di Pasar Atas Cimahi hampir sama dengan toko jamu ini," ujarnya.
Toko Jamu Djati Walujo kini dikelola generasi keempat yang diteruskan oleh anak-anaknya.
Menurut Machmud, meskipun toko jamu yang sudah berumur 101 tahun ini, ternyata masih belum masuk kategori bangunan cagar budaya.
Ia juga mengatakan bahwa hampir semua bangunan tua di Kota Cimahi belum masuk ke sistem registrasi cagar budaya nasional.
"Jadi selama ini baru tahap verifikasi belum ada yang ditetapkan dari Wali Kota Cimahi belum ada surat ditetapkan dari nasional pun, di Kemendikbud ada satu bidang yang menangani soal cagar budaya belum ada penetapan cagar budaya," katanya.
• Jamblang Jadi Kawasan Wisata Bangunan Tua, Bisa Jadi Destinasi Wisata Seperti Kota Tua Jakarta