Lulus Magister ITB, Pria Ini Sukses Jadi Perajin Kayu, Radio Vintage dan Lain-lain Dijual Mahal
Tak hanya radio vintage yang dilengkapi dengan flashdisk dan bluetooth player, Wardi juga bisa membuat gramophone dari kayu yang dikemas dengan bentuk
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Theofilus Richard
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI - Kreativitas Howardi Tjandrasa (55) dalam membuat kerajinan berbahan kayu tak bisa diragukan lagi, lulusan S2 Teknik Industri ITB ini bisa membuat kerajinan kayu tersebut hingga berdaya jual tinggi.
Limbah kayu palet yang biasanya dibuang atau dijadikan kayu bakar, di tangan pria yang akrab disapa Wardi ini, bisa disulap menjadi radio vintage dan barang estetik lainnya.
Tak hanya radio vintage yang dilengkapi dengan flashdisk dan bluetooth player, Wardi juga bisa membuat gramophone dari kayu yang dikemas dengan bentuk jadul.
Warga Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi ini, juga menjual produk-produk unik lainnya semisal tempat roti dari kayu, catur tiga dimensi, pohon natal, tatakan gelas, sarang burung, dan lain-lain.
Ia juga mengaku pada awal masa menjalani bisnis ini, tidak lancar.
"Namun pada tahun pertama, tidak ada penjualan, tapi saya terus berusaha membuat terus dan hasilnya harus lebih rapi. Lalu saya mulai berani mengiklan di Instagram," ujar Wardi saat ditemui di kediamannya beberapa waktu lalu.
• Say I Love You, Faozan Rizal: Film yang Menginspirasi Ekonomi Kreatif di Kalangan Milenial

Wardi menceritakan, ia mengawali bisnisnya dengan menjadi seorang produsen furnitur dan interior berbahan dasar kayu tersebut.
Namun, tiga tahun terakhir ia mulai membuat produk-produk yang unik.
Kemudian ia pun terus mengeksplorasi gagasan dan menambah referensi dengan melihat berbagai produk kayu yang unik dari Jepang dan Taiwan dengan melihat keunikan dan standar kerapihannya.
"Jadi yang saya lihat itu standar kerapiannya. Selain itu saya juga suka melihat tayangan di Youtube cara memotong kayu yang benar karena itu sangat membantu sekali," katanya.
Kencintaannya dalam membuat kerajinan dari bahan kayu, Wardi rela keluar dari pekerjaannya sebagai manajer sebuah perusahaan ternama demi fokus menggapai impiannya.
Pilihannya tepat, dari hasil membuat produk unik, kini omsetnya telah mencapai ratusan juta rupiah per bulan karena ia bisa membuat kerajinan kayu menggunakan bahan yang murah.
"Tapi punya edit value yang tinggi, sehingga untuk mendapatkan edit value yang tinggi itu ya harus unik dan memiliki nilai fungsional, presisi, dan rapi pengerjaannya," ucapnya.
Hasilnya, kata dia, peminat hasil kreativitasnya itu, terutama radio, banyak terjual hingga ke luar negeri yang dipasarkan melalui sosial media, terutama instagram dengan akun @kaiwoodenart.

"Satu radio dijual dengan harga Rp 2,5 juta per unit. Kebanyakan dijual lagi oleh pembeli dari Bali, mereka yang memasarkan lagi ke luar negeri," kata Wardi.
Wardi memang mengandalkan media sosial Instagram untuk menjual produk kayu buatannya dan ia juga memiliki studio khusus untuk memotret setiap produknya agar terlihat menarik saat di posting di akun Instagram miliknya.
Meski peminat hasil kreativitasnya banyak, Wardi belum bisa membuat radio kayu secara massal karena ia hanya bisa membuat tiga hingga empat radio per hari yang dikerjakan oleh empat karyawannya.
"Dalam pembuatannya terkendala dalam mencari komponen radio yang langka atau sulit didapatkan. Sehingga, saya harus mencari hingga ke luar Jawa sampai ke luar negeri," ucap Wardi.
• Perajin Nata de Coco di Ciamis Kekurangan Bahan Baku, Padahal Daerah Sentra Perkebunan Kelapa
• Perajin Tape Ketan Bakung Khas Cirebon Banjir Pesanan, Lebaran Tetap Memproduksi