Inovatif, Ini yang Dilakukan Petani di Juntinyuat Indramayu Menyikapi Musim Kemarau Panjang
Para petani di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu memanfaatkan musim kemarau dengan bercocok tanam
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Para petani di Desa Dadap, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu memanfaatkan musim kemarau dengan bercocok tanam tanaman palawijaya dan holtikultura, seperti tomat, timun, kacang, oyong, semangka, dan lain-lain.
Uniknya, tanaman tersebut ditanam di sepanjang pematang sawah. Tidak hanya itu, seluas 0,14 hektare sawah milik petani bahkan disulap menjadi lahan perkebunan khusus di tengah-tengah pesawahan.
Ketua Kelompok Tani Sumber Pangan Segeran Juntinyuat, Ngaripin mengatakan, ada teknik khusus untuk melakukan penanaman tanaman-tanaman tersebut.
"Setelah bibit di tanam kita tutupi dengan jerami," ujar Ngaripin saat ditemui Tribuncirebon.com, Jumat (12/7/2019).
Tujuannya, agar kelembaban tanaman dapat terjaga, mengingat suhu di Kabupaten Indramayu tergolong panas dibandingkan dengan daerah lainnya.
Selain itu, waktu penyiraman tanaman pun perlu diperhatikan, disampaikan Ngaripin, tanaman harus rutin disiram pada pagi dan sore hari.
• Amsor Menderita Skizofrenia Paranoid, Kerap Berhalusinasi dan Mendengar Suara-suara Tak Jelas
"Tapi yang paling bagus itu ya di sore hari sehabis Asar sekitar pukul empat sore," ujarnya.
Air yang digunakan untuk penyiraman pun tidak boleh terlalu banyak, karena akan berdampak pada kualitas tanaman.
Selain itu, penggunaan pupuk pun harus selektif, yang paling bagus digunakan dimusim kemarau seperti ini, yakni pupuk NPK Mutiara.

Pantauan Tribuncirebon.com di lokasi, pupuk tersebut berwarna biru muda yang di pupuk langsung pada tanaman.
Adapun untuk kegunaan pupuk NPK Mutiara, dijelaskan Ngaripin, dapat mempercepat pertumbuhan tanaman dan menjaga kualitas tanaman saat hasil panen nanti.
Dijelaskan dia, disaat musim kemarau tidak diperkenankan menggunakan pupuk urea, karena akan berdampak pada keringnya tanaman.
• Menilik Masjid Al Barokah Cirebon yang Menyediakan Banyak Fasilitas bagi Jemaah dan Musafir
Sementara itu, Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Juntinyuat, Hj. Siti Maemunah menyampaikan, konstur tanah di Kecamatan Juntinyuat tergolong subur, karena memiliki pH tanah bekisar 5-6.
"Kalau di bawah 5 itu berarti kualitas tanahnya jelek juga akan berdampak pada tanaman," ujar dia.
Sehingga, sangat bagus digunakan untuk bercocok tanam. Selain menjadi petani padi, para petani di Kecamatan Juntinyuat mayoritas juga berprofesi sebagai petani perkebunan.