Cerita Kalapas Perempuan Bandung tentang Narapidana yang Lesbian, Ditegur Malah Marah
Kalapas Perempuan Bandung, Rafni Trikoriaty Irianta punya pengalaman mengurusi, bahkan menegur narapidana perempuan
Penulis: Mega Nugraha | Editor: Ichsan
Yang jelas kata dia, pihaknya tidak pernah mentolerir perbuatan-perbuatan seperti itu. "Khawatir jadi penyakit, lagian kan yang begituan dilarang," ujar Rafni.
Kepala Kanwil Kemenkum HAM Jabar Liberti Sitinjak mengungkap fenomena homoseksualitas di kalangan narapidana sebagai imbas dari membludaknya penghuni lapas melebihi kapasitas. Iamenjelaskan lapas dan rutan di Jabar dihuni 23,681 orang namun kapasitasnya justru 15,658 orang.
"Lapas dan rutan sudah over crowded. Ibarat kata, di kamar narapidana, kaki ketemu kaki, kepala ketemu kepala badan ketemu badan. Dampaknya munculnya homoseksualitas (gay) dan lesbi," ujar Liberti di Arcamanik, Kota Bandung Senin (8/7).
Pernyataannya itu ia sampaikan dihadapan 2.040 petugas lapas dan imigrasi. Hadir Pangdam III Siliwangi Mayjen Tri Soewandono, Wakapolda Jabar Brigjen Ahmad Wiagus dan Kepala BNNP Jabar, Brigjen Sufyan Sarif. Ketiga jenderal itu memberikan pembekalan pada ribuan petugas lapas.
• Kajati Jabar : Kalau Penjara Over Kapasitas, Kami Hindari Penjarakan Orang
Kata dia, dampak over kapasitas penjara bukan hanya kondisi homoseksualitas di kalangan narapidana. Namun juga berdampak pada kesehatan petugas lapas. Bahkan perkelahian antar sesama narapidana maupun dengan petugas.
"Pengamatan saya, homoseksual ini jadi menular dan ini kerja besar kami bagaimana mengatasi dampak-dampak dari over kapasitas ini. Bukan berdampak pada napi saja, tapi juga pada kesehatan petugas. Dengan kondisi seperti itu, pembinaan juga tidak efektif," ujar Liberti.