Petugas Palang Pintu di Desa Jayamulya Indramayu Mengaku Hanya Tahu Tanda KA Datang dari Surabaya
Palang pintu di perlintasan kereta api di KM 143+1 Desa Jayamulya Blok Cipedang Jubleg, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu merupakan inisiatif warga
Laporan Wartawan Tribuncirebon.com, Handhika Rahman
TRIBUNJABAR.ID, INDRAMAYU - Palang pintu perlintasan kereta api yang berada di KM 143+1 Desa Jayamulya Blok Cipedang Jubleg, Kecamatan Kroya, Kabupaten Indramayu merupakan inisiatif warga setempat.
Seorang penjaga palang pintu, Dika (38) mengatakan, palang pintu itu sudah berdiri sejak tiga tahun lalu.
"Ya buat ngamanin, saya disini maksudnya relawan agar masyarakat bisa melintas dengan selamat," ujar dia saat ditemui Tribuncirebon.com di lokasi kejadian, Minggu (30/6/2019).
Dika menyanpaikan, palang pintu tersebut dibuat dengan peralatan seadanya oleh warga dari pipa.
• Tabrakan Maut Mobil dengan Kereta Api di Indramayu, Polisi Lakukan Investigasi
Kemudian untuk pemberat menggunakan tumpukan batu besar yang diikatkan pada ujung pipa.
Sedangkan untuk penarik menggunakan tali tambang, masyarakat juga menggunakan katrol sebagai titik tumpu untuk mempermudah membuka dan menutup palang pintu.
Disampaikan Dika, ia bertugas menjaga palang pintu bersama dua orang rekan lainnya mulai pukul 07.00-21.00 WIB setiap hari.
Diceritakan dia, untuk penanda datangnya kereta api dirinya hanya mengandalkan lampu peringatan yang dibangun PT KAI.
"Lampu yang itu mas, kalau hijau itu tandanya kereta lima menit lagi akan melintas," ucap dia.
• Ini Kronologi Tabrakan Maut Antara Kereta Api dan Mobil yang Tewaskan 8 Orang di Indramayu
Namun, penanda tersebut diakui Dika, hanya menunjukan kereta datang dari arah Surabaya ke Jakarta saja.
Sedangkan untuk arah sebaliknya, Dika hanya memperkirakan dari melihat kereta api dari kejauhan.
"Lampu penandanya jauh di sana tidak kelihatan, paling siaga di tengah-tengah kalau sudah kelihatan baru pintu ditutup," ujar dia.