20 Jembatan Gantung Warna Warni Akan Dibangun di Pelosok Jawa Barat

Melalui program Jantung Desa, DPMD segera membangun 20 jembatan gantung di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Tribun Jabar/Isep Heri
Sejumlah warga Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya menyeberangi Sungai Cipatujah menggunakan jembatan gantung yang menghubungkan Desa Cipatujah dan 5 desa lainnya, Kamis (8/11/2018). Jembatan gantung ini digunakan sebagai jalur alternatif setelah jembatan utama, Jembatan Pasangrahan ambruk diterjang banjir bandang pada Selasa (6/11/2018) lalu. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, M Syarif Abdussalam

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG- Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Jawa meluncurkan program Jembatan Gantung Desa atau Jantung Desa.

Melalui program ini, DPMD segera membangun 20 jembatan gantung di sejumlah kabupaten dan kota di Jawa Barat.

Kepala DPMD Jawa Barat Dedi Supandi mengatakan pemilihan lokasi pembangunan jembatan gantung didasarkan skala prioritas.

Ada dua prioritas yang ditentukan DPMD Jawa Barat, yakni akses sekolah dan aktivitas ekonomi. Tujuan utama program Jantung Desa diluncurkan untuk mempermudah akses sekolah dan konektivitas antardesa.

“Aspek prioritas tinggi itu, kalau misalnya, jembatan gantung sudah dibangun maka akses sekolah tidak terhambat. Ada juga pertumbuhan ekonomi yang menghubungkan desa A dan desa B, itu yang kita prioritaskan,” kata Dedi Supandi di Bandung, Sabtu (22/6/2019).

Berkat skala prioritas, DPMD Jawa Barat dapat menentukan 20 lokasi dari 84 lokasi yang diusulkan masyarakat. Menurut Dedi Supandi, selain mengutamakan skala prioritas berdadarkan ajuan, pihaknya pun melakukan peninjauan langsung ke lokasi.

“Pencarian lokasi sebetulnya sudah masuk lewat usulan. Usulan ada yang masuk ke Pak Gubernur (Ridwan Kamil), ada yang lewat media sosial BPMD disertai foto-foto. Sampai sekarang itu, sudah ada 84 usulan. Dari 84 usulan ini, kita lakukan peninjauan lokasi,” katanya.

Virus Strawberry Latent Ringspot Asal Eropa Berbahaya, Dapat Mengkerdilkan Tanaman Sayuran dan Buah

Kondisi Agung Hercules Drop, Ini Bedanya Kanker Otak Pelantun Astuti dari Jenis Kanker Otak Lainnya

Program Jantung Desa juga berupaya mengembangkan potensi wisata desa. Maka tidak heran apabila jembatan gantung yang dibangun via program Jantung Desa mempunyai desain menarik dengan warna-warna yang cerah.

Dedi Supandi mencontohkan salah satu jembatan gantung di Cirebon. Jembatan gantung tersebut, kata dia, mampu menyedot animo masyarakat untuk berkunjung, baik untuk berswafoto atau melakukan foto pranikah.

“Jembatan gantung desa sudah dijadikan warga sebagai tempat selfie dan bahkan prewedding dilakukan dengan latar belakang jembatan gantung desa. Itu bisa meningkatkan indeks kebahagiaan masyarakat,” ucapnya.

Dedi mengatakan jembatan-jembatan yang akan dibangun ini tak luput dari sentuhan Ridwan Kamil. Ada sekitar 6 tipe desain jembatan gantung desa yang didesain. Dari 6 tipe ini, desa dipersilakan memilih.

Menurut Dedi Supandi, ke-20 lokasi yang akan dibangun jembatan gantung desa pada tahun ini terletak di tujuh daerah, yakni Sukabumi, Cianjur, Kuningan, Sumedang, Tasikmalaya, Majalengka, Garut, dan Subang.

Dedi menyatakan program Jembatan Gantung Desa atau Jantung Desa adalah salah satu inovasi untuk merealisasikan visi misi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat, Jabar Juara Lahir Batin.

Menurut Dedi, ada tiga hal utama yang ingin dicapai DPM-Desa dengan Jantung Desa, yakni meningkatkan ekonomi masyarakat desa, memperbaiki konektivitas antardesa, dan menekan biaya transformasi masyarakat desa.

Musim Kemarau, Ada 450 Titik Rawan Kekeringan di Kota Tasikmalaya, Tahun Lalu 700 Titik

Mahasiswa dan dosen Bahasa Jerman Se-Asia Tenggara akan Bertemu di Bandung

“Jembatan gantung desa merupakan terobosan untuk meningkatkan konektivitas wilayah antardesa yang memiliki banyak kepentingan. Ujungnya adalah peningkatan ekonomi, efektivitas waktu, dan efektivitas biaya. Mereka yang harus berkeliling sekian kilometer cukup menyebrang dengan waktu relatif singkat, mengangkut hasil pertanian tidak terlalu lama, ada efektivitas waktu dan biaya,” lanjutnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved