Putra Ketua MA Meninggal Dunia, Ternyata Bukan Orang Biasa, Jadi Komisaris di Berbagai Perusahaan
Kabar duka datang dari Ketua Mahkamah Agung (MA), putra keduanya, Mohamad Irfan meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor besar.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Fidya Alifa Puspafirdausi
TRIBUNJABAR.ID - Kabar duka datang dari Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali.
Putra Hatta Ali, Mohamad Irfan meninggal dunia akibat kecelakaan sepeda motor besar.
Kecelakaan tersebut terjadi di Namibia, Afrika bagian selatan.
Mohamad Irfan wafat sekitar pukul 17.00 WIB pada Rabu (19/6/2019).
Hal tersebut diungkapkan oleh Juru Bicara MA, Andi Samsan Nganro, yang dikutip Tribunjabar.id dari Kompas.com.
"Irfan meninggal dunia karena kecelakaan tunggal dalam rombongan touring, grup motor Dabombix," ujar Juru Bicara MA, Andi Samsan Nganro, Rabu (19/6/2019), dikutip Tribunjabar.id dari Kompas.com.
Keluarga dan kolega pun mendoakan agar almarhum mendapat tempat terbaik di sisi Allah SWT dan diampuni segala dosanya.
Saat ini jenazah Mohamad Irfan masih berada di negara Afrika bagian barat daya, tepatnya di pesisir Atlantik.
Kabarnya jenazah akan dipulangkan ke Indonesia untuk dimakamkan.
Rencananya jenazah akan tiba pada Jumat (21/6/2019) dini hari.
Putra Kedua Hatta Ali
Mohamad Irfan merupakan putra kedua dari Ketua Mahkamah Agung (MA), Hatta Ali.
Hatta Ali sendiri memiliki dua anak, dan Mohamad Irfan merupakan anak bungsunya.
Irfan lahir pada 11 November 1978 di Makassar. Kini ia wafat dalam usianya yang masih 40 tahun.
• Kevin Aprilio Sempat Depresi Terlilit Hutang, Kekasih Setia Dampingi, Bagaimana Nasib Vierratale?
Kronologi Kecelakaan
Sebelum kecelakaan, Mohamad Irfan tengah melakukan tur yang dipimpin oleh seorang jendral.
Tur tersebut menggunakan motor gede bersama rombongan Adventure Touring Nostalgia (ATN).
Tur tersebut dipimpin oleh mantan Wakapolri, Komisaris Jendral (Purn) Nanan Soekarna.
Rombongan Adventure Touring Nostalgia memulai tur di Benua Afrika , tepatnya dari ujung selatan benua tersebut, yaitu Kota Cape Town, Afrika Selatan.
Dari Kota tersebut, dilanjutkan dengan rute ke Namibia.
Selanjutnya ke Botswana, ke Zimbabwe, dan dilanjutkan ke Zambia.
Kelima negara tersebut berada di Benua Afrika Bagian Selatan.
Tur rombongan Adventure Touring Nostalgia (ATN) rencananya akan berlangsung selama 19 hari.
Selama 19 hari tersebut terhitung pada hari Selasa (11/6/2019) hingga Sabtu (29/6/2019).
Namun, di hari kesembilan tur, tepatnya di rute kedua, terjadi kecelakaan lalu lintas tunggal.
Dikutip Tribunjabar.id dari Tribuntimur.com, 2 anggota rombongan jatuh saat berada di daerah Naukluf National Park, yang berjarak sekitar 294 Km dari Windgoek, Ibu Kota Namibia.
Dua anggota rombongan tersebut yakni Endyk Bagus Musdyantoko yang merupakan pengusaha asal Jakarta, serta Mohamad Irfan yang merupakan anak bungsu Ketua MA.
Akibat terjatuh, Endyk Bagus Musdyantoko mengalami luka.
Sedangkan Mohamad Irfan mengalami patah tulang di bagian leher.
Kedua korban tersebut kemudian dilarikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan bantuan medis.
Namun sayangnya Mohamad Irfan dinyatakan meninggal dunia.
Nyawa Irfan tak sempat tertolong lantaran jarak dari TKP ke kota terdekat sejauh 70 km.
Itupun merupakan kota kecil yang minim fasilitas medis.
Sehingga, Irfan tewas sebelum mendapat pertolongan dari ambulans.
• Andi Arief Berkoar, Samakan Saksi Prabowo, Agus Maksum Seperti Akun Bodong, Minta BPN Tanggung Jawab
Pengusaha Lampu LED
Mohamad Irfan merupakan alumni Fakultas Ekonomi di Universitas Hasanuddin angkatan tahun 1996.
Muhammad irfan memang dikenal dengan hobi tur menggunakan motor gede.
Ia juga tergabung pada komunitas penunggang motor gede, Da' Bombix Indonesia.
Mohammad Irfan diketahui menjalankan usaha di bidang distribusi lampu LED.
Ia merupakan pemilik perusahaan PT Faidhi Systema Solusindo yang merupakan perusahaan distributor lampu LED.
Kantor perusahaan tersebut berada di The Plaza Semanggi, Jakarta Selatan.
• Pesepak Bola Mantan Ikon Persis Ferry Anto Terserat Ombak Bersama Putrinya, Keduanya Belum Ditemukan
Merupakan Seorang Komisaris Telkomsel
Dilansir dari halaman Board of Commissioners PT Telekomunikasi Seluler atau Telkomsel, pada website resminya telkomsel.com, Irfan menjadi salah satu komisaris Telkomsel.
Terhitung sejak Juli 2018 Mohamad Irfan menjadi salah satu komisaris Telkomsel.
Irfan dikenal sebagai eksekutif yang memiliki pengalaman lebih dari 14 tahun.
Pengalaman tersebut dalam bidan profit-driven marketing dan sales di berbagai sektor, termasuk telekomunikasi.
• Kanker di Kepala Agung Hercules Tumbuh Terus, Keluarga Putuskan Pengobatan Alternatif
Jadi Komisaris di Berbagai Perusahaan
Selain komisaris di Telkomsel, Mohamad Irfan juga menjadi komisaris di berbagai perusahaan.
Irfan juga menjabat sebagai Komisaris di PT Mandala Putera Prima, PT Nurbaitullah Tour & Travel, PT Mirga Metracon, dan PT Faidhi Systema Solusindo (Fasyndo).
Sebelumnya, Irfan juga pernah berkarir di PT Indonesia Comnets Plus (ICON+) sebagai komisaris juga.
Ia pernah menjadi Sales Director di PT Mediavision Innovative Technology.
Selain itu, Irfan juga pernah bekerja di T Philips Indonesia sebagai Key Account Manager - Government Segment, Project Coordinator - Government Segment untuk Jawa Timur, Bali, NTB & NTT.
Di GE Consumer & Industrial - PT GE Lighting Indonesia menjabat Sales Engineer DKI Jakarta dan Sales Engineer Sulawesi Selatan.
Sebelumnya Irfan juga pernah menjabat sebagai Business Development Officer di PT Phoenix International Indonesia.