Viral di Media Sosial
Soal Kontroversi Desain Masjid Al Safar, Emil Ngaku Bersedia Diskusi dengan Ustaz Baequni, Tapi . .
Ridwan Kamil mengaku bersedia berdiskusi dan bertemu dengan Ustaz Baequni soal Masjid Al Safar yang viral disebut memuat simbol segitiga illuminati.
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Sebagai arsitek Masjid Al Safar, Ridwan Kamil ditanyai mengenai video yang terlanjur viral itu.
Pertanyaan mengenai video itu disampaikan oleh salah satu netizen di Instagram Ridwan Kamil.
"Ada video soal masjid yang kang RK bangun berkaitan dengan simbol-simbol segitiga, saya nonmuslim, tapi kok ikut miris melihat cara-cara provokasi tersebut.. mohon segera klarifikasi kang.." tulis akun @ngrhsaka, Jumat (31/5/2019).
Komentar tersebut dibalas oleh Gubernur Jawa Barat.
Ridwan Kamil mengimbau agar mengikuti akal sehat saja.
"Mereka menafsirkan tanpa pernah sedikitpun bertanya/tabayyun. Jika segitiga dilarang, maka di dunia ini geometri tinggal tersisa kotak dan lingkaran. Maka masjid-masjid tropis dengan atap ala pendopo pun harus dihancurkan? Kita ikuti akal sehat saja," balasnya.
Tak sampai di situ, Ridwan Kamil menjelaskan mengenai arsitektur Masjid Al Safar melalui Twitter-nya.
• Reaksi Ridwan Kamil Soal Masjid Al Safar Disebut Kandang illuminati, Jelaskan Folding Architecture
Ia menjelaskan hal tersebut dengan keilmuan arsitektur.
Selain itu, Ridwan Kamil juga mengajak masyarakat yang bertandang ke masjid tersebut untuk fokus beribadah.
"Masjid Al Safar adalah eksperimentasi teori lipat Folding Architecture. Jika eksperimentasi bentuk itu ditafsir, ya tentu tidak bisa dihindari."
"Tapi jika disimpulkan bahwa bentuk-bentuknya adalah menerjemahkan simbol-simbol illuminati dkk, saya kira itu tidak betul. Mari fokus saja ibadah kepada Allah," tulisnya.
Ridwan Kamil juga menjelaskan mengenai seni dalam Islam.
Menurutnya, seni dalam Islam tidak memperlihatkan makhluk hidup tetapi bermain dengan rumus geometri.
"Ijtihad memajukan seni atau arsitektur Islam terus dilakukan agar berkembang maju. Seni dalam Islam tidak memperlihatkan makhluk hidup, tapi bereksperimentasi dgn rumus geometri."
"Teori lipat Folding Architecture adalah metode mencari kekayaan geometri baru yg digunakan di Masjid Al Safar."
"Ijtihad memajukan seni/arsitektur Islam terus dilakukan agar berkembang maju. Seni dalam Islam tdk memperlihatkan mahluk hidup, tapi bereksperimentasi dgn rumus geometri. Teori lipat Folding Architecture adalah metode mencari kekayaan geometri baru yg digunakan di Masjid Al Safar," tulis Ridwan Kamil.