Pelaku Kerusuhan di Aksi 22 Mei Orang Profesional, Ini yang Disoroti Pengamat

Tak cuma itu, ia juga mengatakan pernah menjabat sebagai ketua tim investigasi saat kerusuhan Mei tahun 1998.

Editor: Ravianto
ANTARA FOTO/Nova Wahyudi via Kompas.com
Sejumlah massa aksi terlibat kericuhan di depan gedung Bawaslu, Jakarta, Rabu (22/5/209). Aksi unjuk rasa itu dilakukan menyikapi putusan hasil rekapitulasi nasional Pemilu serentak 2019. 

"Perang kota, bisa tentara, bisa oknum polisi, bisa preman, preman yang terlatih," ucap Hermawan Sulistyo.

Hermawan Sulistyo lantas menyoroti cara perusuh di aksi massa 21-22 Mei saat melempar molotov.

Ia mengatakan molotov yang digunakan kalau itu botol yang berukuran besar.

Melempar molotov berukuran besar menurut Hermawan Sulistyo memiliki tekni tertentu, yakni menumpukan titik lemparan pada berat badan.

"Contoh kalau ada rekaman video orang yang melempar molotov saya liat molotovnya itu botolnya besar bukan kecil," ucap Hermawan Sulistyo.

"Ini botol segede botol kecap,"

"Itu teknik melemparnya pasti dengan tubuh," tambahnya.

Hermawan Sulistyo menjelaskan melempar molotov berukuran besar tak bisa dilempar dengan sembarangan.

Teknik melempar molotov besar serupa dengan melempar geranat.

"Dengan tubuh bukan dengan lempar biasa, enggak bisa dilempar begini saja," jelas Hermawan Sulistyo.

"Dengan tubuh itu tekniknya yang serupa saat melempar geranat," tambahnya.

Hal tersebut memperkuat pendapat Hermawan Sulistyo soal sosok profesional yang merancang kerusuhan di aksi massa 21-22 Mei 2019.

Massa Sasar Asrama Brimob: Lempar Bom Molotov hingga Bakar Mobil

Kericuhan sempat terjadi di kawasan Asrama Brimob, Jalan KS Tubun, Petamburan, Jakarta Barat, pagi tadi, Rabu (22/5/2019).

Sejumlah massa tiba-tiba melakukan tindakan melawan hukum di kawasan asrama brimob.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved