Pelajar 18 Tahun dari Tangerang Jadi Buronan Dunia, Ini Penyebab dan Alasan Dia Melakukannya
Kepala siswa Tangerang dihargai 300 dollar Amerika, bagi siapapun berhasil menangkap siswa Tangerang buronan dunia itu.
Beberapa netizen Indonesia mengaku kalau dirinya sampai kehilangan pekerjaan mereka sebagai pekerja lepas gara-gara dikeluarkan dari grup-grup tersebut.
3. Membuat klarifikasi
Di Akun Facebook-nya, diunggah video utuh klarifikasi MS terkait tindakannya melaporkan grup internasional hingga ditutup oleh Facebook.
"Saya sebagai pemimpin IReC sekaligus pemimpin IReC sekaligus orang yang melakukan (pelaporan), minta maaf sebesar-besarnya dari keluarga saya juga, atas kelakuan saya melaporkan pereport-an sampai grup itu dihapus," katanya dalam video tersebut.
Selain itu, ia juga mengatakan dirinya sampai tidak bisa keluar dari rumah untuk menjaga keamanan dirinya.
Sebab, tersebar foto dan video yang diduga memperlihatkan dirinya dipukuli.
Namun, MS memastikan kalau hal itu hoaks.
Ia memastikan sejak kasusnya ramai diperbincangkan, dirinya memutuskan untuk tak keluar rumah.
"Foto dan video itu gak benar. Atas saran yang lain, untuk menjaga keadaan kalau ada penyerangan, saya pagi sampai siang di rumah terus. Gak ada penyerangan itu gak ada, kalau ada video yang tersebar itu gak benar," ucapnya.
MS mengaku pasrah dan tak bisa melakukan ganti rugi bila ada pihak yang merasa dirugikan atas tindakannya itu.
"Aku yakin di antara kalian bakal ada yang gak setuju juga, gua juga gak tau bisa ganti rugi atau enggak.
Tapi terlebih setelah saya lihat, akibat dari pebuatan saya, gak tahu gimana bertanggungjawabnya," ucapnya.
Dirinya juga tak membayangkan kalau dampak dari tindakannya itu akan sebesar ini.(TribunStyle.com/Galuh Palupi)
Artikel ini telah tayang di Tribunstyle.com dengan judul Fakta-fakta Siswa Tangerang yang Jadi Buronan Internasional, Usia, Status, dan Nasibnya Kini, https://style.tribunnews.com/2019/05/20/fakta-fakta-siswa-tangerang-yang-jadi-buronan-internasional-usia-status-dan-nasibnya-kini?page=all.
Penulis: galuh palupi
Editor: Desi Kris