Pilpres 2019

HASIL Real Count Versi BPN Prabowo-Sandiaga Berubah, Dulu Bilang 62 Persen, Sekarang Ngaku 54 Persen

Menurut Prabowo, data tersebut diperoleh dari perhitungan di 320.000 TPS dan 40 persen total suara yang masuk saat itu.

Editor: Fauzie Pradita Abbas
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Ketua Umum Partai Gerindra sekaligus capres 02, Prabowo Subianto menghadiri perayaan Hari Buruh atau May Day di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, Rabu (1/5/2019). 

TRIBUNJABAR.ID - Angka klaim kemenangan pasangan nomor urut 02, Prabowo Subianto - Sandiaga Uno disebut berubah

Sebelumnya, kubu Prabowo - Sandiaga mengklaim menang dengan perolehan suara mencapai 62% berdasarkan real count yang dilakukan Badan Pemenangan Nasional (BPN) pada 17 April 2019 lalu.

Menurut Prabowo, data tersebut diperoleh dari perhitungan di 320.000 TPS dan 40 persen total suara yang masuk saat itu.

 

Tiga Tokoh Pendukung Setia Prabowo, Termasuk Habib Rizieq Dilaporkan ke Polisi oleh Politisi PDIP

Dikutip dari Kompas.com, anggota Dewan Pakar BPN Laode Kamaluddin, mengungkapkan, berdasarkan data sistem informasi Direktorat Satgas BPN, perolehan suara pasangan nomor urut 02 itu unggul dari pasangan nomor urut 01 Joko Widodo atau Jokowi - Maruf Amin.

Hingga Selasa (14/5/2019), pasangan Prabowo - Sandiaga Uno memperoleh suara sebesar 54,24 persen atau 48.657.483 suara.

Sedangkan pasangan Jokowi - Maruf Amin memperoleh suara sebesar 44,14 persen.

"Di tengah banyaknya kecurangan posisi kita masih ada di 54,24 persen," ujar Laode saat berbicara dalam acara 'Mengungkap Fakta-Fakta Kecurangan Pilpres 2019' di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Selasa (14/5/2019).

Adapun total TPS yang ada saat hari pemungutan suara berjumlah 810.329 TPS.

Sementara data mentah dokumen C1 yang sudah dikumpukan BPN berjumlah 1.411.382.

"Posisi ini diambil dari total 444.976 TPS atau 54,91 persen. Sudah melebihi keperluan dari ahli statistik untuk menyatakan data ini sudah valid," kata dia.

Laode mengatakan, berdasakan data tersebut, BPN yakin pasangan Prabowo - Sandiaga Uno telah memenangkan Pemilu 2019.

Menurut dia, kemenangan Prabowo - Sandiaga Uno hanya dapat berubah jika terjadi kecurangan, misalnya praktik pencurian perolehan suara paslon nomor urut 02.

"Angka ini bisa diubah kalau betul-betul dirampok. Inilah kondisi kita hari ini. Maka kita sampai pada keyakinan bahwa Prabowo-Sandi adalah pemenang," ucap Laode.

Sikap Prabowo

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Uno menggelar pemaparan kecurangan Pemilu 2019 di Hotel Grand Sahid Jaya, Selasa, (14/5/2019).

Pemaparan tersebut dihair pasangan capres dan cawapres Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno dan sejumlah elite BPN.

Baca: Akbar Faizal-Syamsul Bachri Tumbang, 5 Petahana di Dapil Sulsel II Lolos Lagi ke Senayan

Dalam pidatonya, Prabowo Subianto menegaskan menolak hasil penghitungan suara Pemilu.

"Sikap saya yang jelas, saya akan menolak hasil penghitungan yang curang, kami tidak bisa menerima ketidakadilan, ketidakbenaran dan ketidakjujuran," kata Prabowo Subianto di depan ratusan pendukungnya.

Selain itu, Prabowo Subianto mengatakan masa depan bangsa berada di pundak KPU.

Masa depan bangsa bergantung apakah KPU akan membiarkan terjadinya kecurangan Pemilu atau mengehntikannya. 

"Kalau kau memilih ketidakadilan berarti kau mengizinkan penjajahan terhadap rakyat indonesia," katanya.

Adapun Prabowo Subianto mengatakan Indonesia saat ini mengalami pemerkosaan demokrasi.

Efek Pilpres 2019, 3 Kasus Ujaran Kebencian Terungkap, Iwan Adi Sucipto, Solatun, dan HS Anti-Jokowi

Menurutnya, mandat rakyat telah diberikan kepadanya bersama Sandiaga Uno.

"Setelah kita memperhatikan dengan seksama, mendengar, dan meyakinkan diri kita dan rakyat kita bahwa kita telah memenangkan mandat dari rakyat, kita telah memenangkan mandat dari rakyat," pungkasnya.

Curhat Sandiaga Uno

Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno atau akrab disapa Sandi masih saja sibuk berkeliling Indonesia meski masa kampanye telah berakhir.

Sudah hampir dua pekan atau tepatnya 10 hari berkeliling Indonesia. Menyapa para pendukung hingga buka puasa bareng.

Adapun Sandiaga Uno juga aktif mengunjungi rumah siap kerja dan memotivasi para pelaku usaha untuk mengembangkan bisnisnya.

Dan Senin (13/5/2019) malam lalu ia tiba-tiba dipanggil Prabowo untuk membahas sejumlah hal penting.

"Mendadak saya diminta pak prabowo untuk melaporkan hasil kunjungan ke beberapa provinsi selama 10 hari terakhir di mana saya bertemu dengan para relawan dan juga dari partai koalisi dalam menyikapi tentunya temuan-temuan laporan-laporan penyimpangan dan langkah selanjutnya," kata Sandiaga Uno kepada tribunnews.com.
Sandiaga mengaku seharusnya pada Senin malam ia berada di daerah. Hanya saja kemudian batal, karena panggilan Prabowo Subianto tersebut sangat penting.

"Tadi saya mestinya ada di daerah, tapi karena ada permintaan Pak Prabowo, saya revisi jadwal kunjungan, karena pentingnya acara besok," kata Sandiaga Uno.

Menurut Sandiaga Uno, pertemuannya dengan Prabowo Subianto membahas rencana pemaparan kecurangan Pemilu di Hotel Grand Sahid Jaya, yang rencananya digelar pada Selasa petang, pukul 15.30 Wib. Ia diminta Prabowo untuk memaparkan rinci temuan kecurangan Pemilu itu.

"Karena itu pak Prabowo memanggil saya untuk berkoordinasi saya diminta untuk membuka paparan detail" kata Sandia Uno.

Dan temuan kecurangan Pemilu kemudian dipaparkan dalam acara Pemaparan Kecurangan Pemilu 2019 yang digelar Badan Pemenangan Nasional ( BPN ) Prabowo - Sandiaga Uno di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta, Selasa, (14/5/2019).

"Kita merasakan bersama banyak kejanggalan dan ketidakadilan yang kami alami, dan tidak ditanggapi dengan baik oleh penyelenggara pemilu, maupun pihak yang berwajib," kata Sandiaga Uno.

Permasalahan tersebut mulai dari penyusunan daftar pemilih tetap yang bermasalah, penggunaan kotak suara berbahan kardus, formulir undangan mencoblos yang tidak sampai. Hingga intimidasi terhadap saksi.

Permasalahan tersebut menurut Sandiaga Uno menyebabkan ia tidak mendapatkan suara sama sekali di sejumlah TPS.

Hanya saja Sandiaga Uno tidak menyebutkan TPS mana saja, pasangan Prabowo - Sandiaga Uno mendapatkan nol suara itu.

"Ini semua menyebabkan perolehan suara kami di daerah tertentu itu 0 (nol)," katanya.

Belum lagi menurut Sandiaga Uno adanya perlakuan yang tidak adil pada saat kampanye.

Pasangan Prabowo Subianto - Sandiaga Uno sulit memperoleh izin penggunaan tempat kampanye.

"Semasa kampanye betapa sering kami mengalami sendiri, memeroleh perlakuan yang tidak adil sulitnya perizinan, tempat yang pindah pindah. pemerintah daerah memberikan tempat kampanye terbuka yang sulit dijangkau, tentu saja semua berlangsung dalam lingkungan pengelolaan yang cenderung berat sebelah," katanya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved