Di Daerah Ini Prabowo-Sandiaga Unggul, Tapi Beda Tipis dengan Jokowi-Maruf, Bagaimana di Nasional?
Pada Senin (6/5/2019) pukul 10.49 WIB, perhitungan suara real count di pemilu2019.kpu.go.id sudha mencapai 56,29 persen.
Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
Ancaman People Power
Ketua Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo - Sandiaga Uno, Amien Rais melontarkan kata-kata yang menarik perhatian pada bulan Maret lalu.
Pernyataan berapi-api Amien Rais mengenai Pemilu 2019 disampaikan saat menggelar aksi 313 di kompleks Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, Minggu (31/3/19).
Dalam orasinya, Amien Rais mengancam akan menggerakkan people power bila terjadi kecurangan di Pemilu 2019.
"Kalau sampai terjadi kecurangan, sifatnya testrukur, sistematis dan masif, ada bukti, itu kita enggak akan ke MK. Enggak ada gunanya tapi kita people power. People power sah," ucap Amien Rais, seperti dikutip Tribunnews.com.
• Rapat Pleno Terbuka Kota Cimahi Akhirnya Digelar, Dijaga Ketat Polisi, Orang Mau Masuk Diperiksa
Pernyataan Amien Rais soal people power semakin panas.
Terlebih, ia juga menuding adanya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilu 2019.
Bahkan, ia menyebut KPU sebagai wujud makhluk politik buatan pemerintah Jokowi.
Ucapan people power Amien Rais itu menimbulkan banyak reaksi dari sejumlah pihak, salah satunya dari para Lora, sebutan untuk putra ulama.

Sejumlah Lora se-Madura menggelar pertemuan tertutup di kediaman Ketua PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul di Surabaya, Sabtu (4/5/2019).
Pertemuan itu diinisiasi oleh KH Mahrus Malik, pengasuh pesantren Jrengoan, Sampang.
Para putra ulama itu merupakan pendukung capres dan cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto- Sandiaga Uno.
Dalam pertemuan tersebut dibahas mengenai Pilpres 2019.
Para Lora sepakat untuk menjaga perdamaian dan persatuan umat setelah Pilpres 2019.
Keputusan tersebut dibuat karena kepentingan umat.