Kisah Sultan Muhammad Al Fatih Sang Penakluk, Usia 21 Tahun Mampu Taklukkan Konstantinopel

Selain itu, Sultan Muhammad Al Fatih sudah diangkat menjadi sultan ketika usianya baru menginjak 12 Tahun.

Penulis: Fauzie Pradita Abbas | Editor: Dedy Herdiana
Pinterest
Ilustrasi pemerintahan Turki Utsmani 

Peperangan dahsyat pun terjadi, benteng yang tak tersentuh sebagai simbol kekuatan Bizantium itu akhirnya diserang oleh orang-orang yang tidak takut akan kematian.

Akhirnya kerajaan besar yang berumur 11 abad itu jatuh ke tangan kaum muslimin.

Peperangan besar itu mengakibatkan 265.000 pasukan umat Islam gugur.

Pada tanggal 20 Jumadil Awal 857 H bersamaan dengan 29 Mei 1453 M, Sultan al-Ghazi Muhammad berhasil memasuki Kota Konstantinopel.

Sejak saat itulah ia dikenal dengan nama Sultan Muhammad al-Fatih, penakluk Konstantinopel.

Saat memasuki Konstantinopel, Sultan Muhammad Al Fatih turun dari kudanya lalu sujud sebagai tanda syukur kepada Allah.

Setelah itu, ia menuju Gereja Hagia Sophia dan memerintahkan menggantinya menjadi masjid.

Konstantinopel dijadikan sebagai ibu kota, pusat pemerintah Kerajaan Utsmani dan kota ini diganti namanya menjadi Islambul yang berarti negeri Islam, lau akhirnya mengalami perubahan menjadi Istanbul.

Setelah itu rentetat penaklukkan strategis dilakukan oleh Sultan Muhammad Al Fatih ia membawa pasukannya menkalukkan Balkan, Yunani, Rumania, Albania, Asia Kecil, dll.

Bahkan ia telah mempersiapkan pasukan dan mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan Romawi di Italia, akan tetapi kematian telah menghalanginya untuk mewujudkan hal itu.

Peradaban yang Dibangun Pada Masanya

Selain terkenal sebagai jenderal perang dan berhasil memperluas kekuasaan Utsmani melebihi sultan-sultan lainnya, Sultan Muhammad Al Fatih juga dikenal sebagai seorang penyair. Ia memiliki diwan, kumpulan syair yang ia buat sendiri.

Adapun Sultan Muhammad Al Fatih juga membangun lebih dari 300 masjid, 57 sekolah, dan 59 tempat pemandian di berbagai wilayah Utsmani.

Peninggalannya yang paling terkenal adalah Masjid Sultan Muhammad II dan Jami’ Abu Ayyub al-Anshari.

Wafatnya Sang Penakluk

Pada bulan Rabiul Awal tahun 886 H/1481 M, Sultan Muhammad Al Fatih pergi dari Istanbul untuk berjihad, padahal ia sedang dalam kondisi tidak sehat.

Di tengah perjalanan sakit yang ia derita kian parah dan semakin berat ia rasakan.

Dokter pun didatangkan untuk mengobatinya, namun dokter dan obat tidak lagi bermanfaat bagi sang Sultan, ia pun wafat di tengah pasukannya pada hari Kamis, tanggal 4 Rabiul Awal 886 H/3 Mei 1481 M.

Saat itu Sultan Muhammad Al Fatih berusia 52 tahun dan memerintah selama 31 tahun.

Ada yang mengatakan wafatnya Sultan Muhammad Al Fatih karena diracuni oleh dokter pribadinya Ya’qub Basya, Wallahu a’lam.

Tidak ada keterangan yang bisa dijadikan sandaran kemana Sultan Muhammad II hendak membawa pasukannya. Ada yang mengatakan beliau hendak menuju Itali untuk menaklukkan Roma ada juga yang mengatakan menuju Prancis atau Spanyol.

Sebelum wafat, Sultan Muhammad Al Fatih mewasiatkan kepada putra dan penerus tahtanya, Sultan Bayazid II agar senantiasa dekat dengan para ulama, berbuat adil, tidak tertipu dengan harta, dan benar-benar menjaga agama baik untuk pribadi, masyarakat, dan kerajaan. (abs/Sriwijaya Post/sejarahilmu.blogspot.co.id)

Lihat Cuplikan Video Fetih 1453:

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved