Kisah Inspiratif
Kisah Pahlawan Depok Tolong Nenek Epoy di Cianjur yang Terbelit Rentenir untuk Biaya Berobat Cucunya
Nenek Epoy menangis mengetahui hutangnya yang membengkak sudah dibayarkan oleh relawan dari Sekolah Relawan.
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Kisdiantoro
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril Mukminin
TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Wanita lansia, Nenek Epoy (59), seorang janda tua warga Kampung Neglasari RT 01/11, Desa Haurwangi, Kecamatan Haurwangi, Kabupaten Cianjur, harus hidup mengontrak di tanah dan rumahnya sendiri karena terbelit utang kepada rentenir.
Awal cerita ia terbelit utang karena meminjam uang kepada rentenir untuk biaya berobat cucunya.
Di rumah yang hampir roboh, Nenek Epoy selalu memanjatkan doa agar suatu hari ada yang mampu membantu menghapus kesedihannya.
Atap bolong di atas rumahnya selalu ia tatap dan dijadikannya sebagai jalan agar doa Nenek Epoy cepat sampai pada sang pemilik kehidupan.
Nenek Epoy juga harus menghidupi kedua anak dan satu cucu dengan bekerja serabutan hasilnya pun tak menentu. Satu anaknya baru dua minggu bekerja sebagai buruh pabrik di Cianjur. Nenek Epoy berharap anaknya dapat membantu keluarga meskipun dengan penghasilan jauh dari kata cukup.
• Honor Tenaga Honorer Sering Dirapel, Ridwan Kamil Minta Ubah Sistem dan Bayar per Bulan
• Ada Siklon Wallace, BMKG Keluarkan Peringatan, Gelombang Tinggi Juga Berpotensi Terjang Selatan Jawa
Elan anak Nenek Epoy menceritakan ganasnya jeratan lintah darat.
"Awalnya cuma pinjam Rp 4 juta dengan bunga Rp 800 ribu, namun karena kami tidak sanggup untuk bayar perbulannya makanya jadi nambah bunganya. Sudah dua tahun lebih dan sekarang utang ya menjadi Rp 7,5 juta, jangankan segitu yang Rp 4 juta aja kami susah bayarnya," ujar Elan, Senin (8/4/2019), di Cianjur.
Elan mengatakan, waktu itu Nenek Epoy meminjam uang untuk keperluan cucunya berobat, karena cucunya sudah tak diperhatikan oleh ibunya akhirnya Nenek Epoy yang merawat.

Nenek Epoy mengatakan, karena utangnya selama dua tahun tak dibayar maka rentenir datang dengan paksaan untuk menandatangani surat perjanjian.
"Ku sabab utang Rp 7,5 juta teu kabayar, si rentenir mere surat ka abdi dititah tanda tangan di atas materai, tapi na abdi nolak ngan tetep weh dipaksa ceunah iyeu mah lain surat perjanjian," kata Nenek Epoy.
Karena tak sanggup bayar, rentenir itu menyodorkan surat jual beli untuk ditandatangani Nenek Epoy, dengan begitu jika hutang tak terbayar rumah yang ditempati menjadi milik rentenir.
Karena merasa tertekan akhirnya Nenek Epoy menandatangi surat itu.
• Gunung Merapi Luncurkan Guguran Lava, Arahnya Dominan ke Kali Gendol
"Kumaha atuh a, da emak teh bingung jeung sieun, nya nggeus weh ku emak ditandatangan," kata Nenek Epoy.
Selain rumahnya menjadi jaminan, Nenek Epoy pun harus mengontrak di atas rumahnya sendiri dengan sewa 250 ribu per bulan di luar angsuran hutang sebesar Rp 200 ribu perbulan.