Dari Seorang Jurnalis Kini Jadi Pengusaha Kopi Luwak Liar yang Terkenal hingga ke Luar Negeri

Ayah dari Dhikta dan Fairus ini mengaku bahwa sampai sekarang dia tidak bisa memenuhi kebutuhan pasar luar negeri seperti Malaysia, Jepang, dan Belanda yang sangat berminat terhadap produk kopi luwak buatannya.

• PT KAI Daop 3 Cirebon Bagikan 2500 Cup Kopi Gratis ke Penumpang

Banyak faktor yang membuat kapasitas produk kopi luwaknya masih sangat terbatas, mulai dari sistem produksi luwaknya yang masih tak menentu, hingga promosi dari pemerintah yang tidak pernah menyentuhnya.

"Padahal potensinya besar, pasar luar negeri sudah terbuka, tinggal dukungan pemerintah yang belum ada. Kopi saya sudah diekspor ke Malaysia dan Jepang, sebentar lagi insya Alloh ke Belanda, masih penjajakan, tapi kapasitasnya masih kecil," katanya.

Sujud sendiri memang merasa tidak pernah dilibatkan dalam berbagai kegiatan perekonomian oleh pemerintah KBB.

Terakhir dalam pembentukan Forum Ekonomi Kreatif (Fekraf) KBB, Sujud pun tak dilibatkan. Ini sangat disayangkan olehnya.

"Sejauh ini saya berjuang sendirian, hanya bersama warga dan petani di sini tanpa campur tangan pemerintah. Sayang sekali, padahal potensi di sini sangat besar," ujarnya.

Sujud sendiri mengaku sudah memiliki berbagai program jika suatu saat pemerintah ingin turut membantu pasar kreatif di kawasan itu.

Program-program tersebut kini siap dilaksanakan olehnya, seperti edukasi kopi luwak mulai dari awal sebagai biji hingga akhir sebagai serbuk kopi dan bisa diminum, program pembentukan agrowisata kopi luwak yang bisa menjadi daya tarik wisata untuk KBB, dan sejumlah program lainnya. (kemal setia permana)

• VIDEO-Detik-detik Tewasnya Ica Janda Dua Anak oleh Teman Kencannya di Hotel, Terungkap Rekonstruksi

• Besok Putihkan Jakarta, Diawali Shalat Subuh Berjamaah di Stadion GBK, 7 Juta Relawan akan Hadir

• VIDEO-Kampanye di Cirebon, Jokowi Pamer Tiga Kartu Sakti, Mulai Berlaku Tahun Depan