Halaqoh Cinta Haul Ponpes Buntet Datangkan Tokoh Nasional, Milenial Pun Antusias Sambut Gus Sabrang
Halaqoh Cinta menjadi tema besar dalam kegiatan Haul Almarhum Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren
Penulis: Siti Masithoh | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Siti Masithoh
TRIBUNJABAR.ID, CIREBON - Halaqoh Cinta menjadi tema besar dalam kegiatan Haul Almarhum Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren 2019.
Rangkaian kegiatan dengan mengusung misi "Pesan Cinta Untuk Indonesia", pihak penyelenggara mengundang sejumlah tokoh besar nasional mulai dari Presiden RI Joko Widodo, Gubenur Jawa Barat Ridwal Kamil hingga sejumlah Menteri Kabinet Kerja.
Selain itu, kiai dan ulama besar lainnya hingga tokoh seniman dan budayawan turut serta menghadiri undangan guna memerihakan momentum sakral setiap tahunnya.
Rangkaian yang digelar hampir sepekan penuh itu, setiap harinya diisi sejumlah seminar dan workshop kebangsaan yang mendatangkan narasumber kenamaan. Mulai dari Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) RI Budi Gunawan, Panglima TNI Hadi Tjahjanto, Watimpres RI Yahya Cholil Staquf, Gubernur Jabar Ridwan Kamil, Mubaligh Nasional Ahmad Muwafiq, serta Budayawan Muda Sabrang Mowo Damar Panuluh atau lebih akrab dikenal Noe Letto.
Mereka datang silih berganti dalam mengisi haul yang bertema kebanggsaan itu dengan mengisi kegiatan sebagai narasumber setiap harinya hingga malam puncak acara yang berakhir pada Sabtu 6 April 2019.
Kemeriahan dalam Haul yang berlangsung tentunya tidak hanya dirasakaan bagi warga besar di internal Ponpes Buntet saja.
Melainkan masyarakat sekitar hingga masyarat luar daerah lainnya pun turut serta memberikan kontribusi dalam kemeriahannya.
Pasalnya, pihak panitia penyelenggara tidak hanya menggelar kegiatan seremonial saja. Sejumlah wahana hiburan masyarat hingga bazar pasar murah di kawasan pondok pesantren pun digelar yang tentunya membawa kesan tersendiri.
• Ditanya Soal Lain, Jawab Panjang Lebar tapi Ditanya Soal Mangkir di Sidang Korupsi, Uu Tak Mau Jawab
Kemeriahan terbukti pada salah satu kegiatan seminar dan workshop yang mendatangkan pemateri Budayawan Muda Nasional, Sabrang Mowo Damar Panuluh (Noe Vokalis Band Letto).
Namun pihak pesantren Buntet lebih akrab memangilnya dengan sebutan Gus Sabrang. Dalam pemaparannya, Sabrang lebih memfokuskan dalam pemaparan materi melalui motivasi, pengalaman hidup, hingga bagaimana cara mengelola dan memaknai kehidupan melalui cara pandang, sudut pandang dan resolusi pandang.
Mengingat ratusan audiens yang memadati GOR Mbah Muqoyim Buntet itu lebih didominasi kaum milenilal bukan hanya dari santriawan dan santriwati setempat saja.
Melainkan masyarat dari berbagai unsur lainnya pun mulai dari pelajar, mahasiswa serta sejumlah pegiat lainnya turut serta menghadiri apa yang menjadi harapan bersama dalam kegiatan tersebut.
Dalam penyampaiannya, Mas Sabrang memilih untuk tidak memposisikan sebagai pemateri tunggal melainkan lebih mengajak kepada audiens untuk saling berinteraksi agar susasa menjadi lebih hidup.
Bahkan disela penjabarannya yang dirasa mulai lelah, diakali untuk disisipkan sejumlah bait lagu album Letto yang dibawakan vokalisnya sendiri.
Oknum Tentara di Sumedang yang Aniaya Kakak Ipar Hingga Tewas Disebut Alami Gangguan Jiwa Sejak 2007 https://t.co/nX5cI8eX7b via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 5, 2019
Sabrang menuturkan, dalam memberika motivasi kepada kaum milenilal saat ini untuk berperan agar tidak mudah galau. Lebih fokus kepada pembahasan tema yakni Cinta, Sabrang memberikan pitutur dan analogi berpikir dalam menjalankan kehidupan.
"Yang paling penting menjadi manusia itu asalkan berbicara jujur dan minimal tidak bohong. Karena akar permasalahan mulai dari hal kecil hingga masalah bangsa se-Nasional itu diawali dari berkata yang bohong. Kemudian berbicara seperlunya. Lalu tidak untuk menyakiti orang lain dan yang penting bermanfaat untuk orang lain," katanya saat mengisi Halaqoh Cinta di Buntet Pesantren, Kamis (4/4/2019) sore.
Bagi kaum milenial yang saat ini masih mengenyam ilmu pendidikan baik secara formal dan non formal juga tak luput dari perhatiannya.
Dirinya memberikan tips agar belajar bisa cepat diserap ilmunya yakni dengan cara belajar mendengar, karena banyak orang paling mudah dibohongi karena jarang mendengar.
"Kaum Milenial saat ini jangan pusing memikirkan masalah bangsa yang memang ruwet. Utamanya, latihan terlebih dahulu untuk memperbaiki diri mulai dari yang kecil depan mata, baru ke lingkungan. Otomatis jika semuanya telah baik, dampaknya akan besar bangu bangsa yang tengah banyak digandrungi masalah saat ini," katanya.
Selain itu, ia juga memberikan pesan kepada kaum muda yakni jangan mudah puas dengan pujian, dan jangan berhenti untuk terus lebih baik.
Terakhir, pada sesi penutup dalam interaksi tanya jawab, urusan Cinta menjadi pertanyaan paling dinanti dalam pemecahan masalahanya.
Kasus Bayi Dikubur Hidup-hidup di Purwakarta, Polisi Belum Bisa Periksa Pelaku https://t.co/HRiprYz4ev via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) April 5, 2019
Menurut Sabrang, Cinta itu tidak datang dengan sendirinya karena berkembang dan faktor utamanya adalah kerinduan pada sang khalik.
Bahkan, kata dia, sesuai dengan tingkah dan perilaku Kanjeng Nabi Muhammad SAW, kepada musuhnya saja bahkan lebih cinta.
"Karena kehadiran Nabi Muhammad SAW adalah bukti cinta tuhan kepada dunia. Jadi ada tiga pilihan golongan dalam hidup yakni agar bisa lebih kreatif , yakni pertama ngomongin orang adalah orang bodoh. Kemudian ada golongan yang ngomongin pengalaman itu adalah orang biasa . Kemudian ada golongan muda yang ngomongin ide/gagasan, ini yang menandakan orang cerdas. Jadi tinggal pilih saja kalian mau pilih yang mana, terserah dan ambil keputusanmu masing-masing agar lebih berdaulat," kata dia.