Begini Kisah Perjuangan AH Nasution dan Mochamad Toha dalam Bandung Lautan Api
Sedangkan Mochamad Toha merupakan komandan Barisan Rakyat Indonesia yang gugur saat peristiwa Bandung Lautan Api.
Penulis: Resi Siti Jubaedah | Editor: Theofilus Richard
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kolonel Divisi III AH Nasution merupakan Jendral Besar TNI (Purn) yang termasuk tokoh perjuangan dalam tragedi Bandung Lautan Api.
Sedangkan Mochamad Toha merupakan komandan Barisan Rakyat Indonesia yang gugur saat peristiwa Bandung Lautan Api.
Sebelum Bandung Lautan Api terjadi, ultimatum kedua dari sekutu, telah sampai kepada Sutan Sjahrir.
Ultimatum juga sudah tersebar cepat membuat situasi genting di Kota Bandung.
Ultimatum tersebut berisi perintah kepada Tentara Republik Indonesia (TRI) dan masyarakat Bandung untuk segera mengosongkan Kota Bandung hingga radius 11 km dari pusat kota.
Hal tersebut karena tentara sekutu dan tentara NICA Belanda ingin menguasai wilayah Bandung, untuk dijadikan markas strategi besar komando militernya.
• Peringatan Bandung Lautan Api, Oded: Bumihanguskan Hoaks
• Siswi Ini Jadi Perhatian Saat Pawai Obor Bandung Lautan Api
Sekutu juga memberikan batas waktu pada ultimatum tersebut hingga 24 Maret 1946.
Pada 23 Maret 1946, Kolonel Divisi III, AH Nasution, berangkat ke Jakarta untuk bertemu Sutan Sjahrir membahas ultimatum tersebut.
Hingga pada 24 Maret 1946, Kolonel Divisi III, AH Nasution, kembali ke Bandung.
AH Nasution menyampaikan bahwa ia mengadakan pertemuan dengan pemerintahan sipil, polisi, DPRD, dan keresidenan.
Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah pusat telah memutuskan untuk mematuhi ultimatum Inggris dan menghindari pertumpahan darah dan bentuk konfrontasi lainnya.
AH Nasution menambahkan bahwa badan militer ditugaskan menjalankan keputusan tersebut.
Kemudian AH Nasution mengadakan pertemuan di Bandung bersama para pejuang.
Pada musyawarah tersebut, terdapat dua pilihan, menenggelamkan Bandung atau membumihanguskannya. Pilihannya pun jatuh pada pembumihangusan Bandung.
Saat itu juga, Kolonel AH Nasution mengumumkan keputusan tersebut. Masyarakat beserta TRI saat itu juga membakar rumah-rumah dan tempat-tempat penting lainnya yang ada di Kota Bandung.