Sains
Jelang Siklon Trevor, Ribuan Orang di Australia Dievakuasi, Apakah Badainya Berdampak ke Indonesia?
Akibat akan adanya Siklon Tropis Trevor, ribuan orang di wilayah utara Australia (Northern Territory) pada Kamis (21/3/2019) terpaksa harus dievakuasi
Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
Radius rata-rata siklon tropis mencapai 150 hingga 200 km.
• Siklon Tropis Joyce Sudah Punah, Namun Angin Kencang Masih Melanda Jabar Dua Hari ke Depan
Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat, lebih dari 26.5 °C.
Angin kencang yang berputar di dekat pusatnya mempunyai kecepatan angin lebih dari 63 km/jam.
Apakah Siklon Tropis Trevor Juga Berdampak ke Indonesia?
Gelombang tinggi berkisar antara 2,5 hingga empat meter berpotensi menerjang tujuh wilayah perairan Indonesia dalam empat hari ke depan terhitung 20 hingga 23 Maret 2019.
Berdasarkan keterangan tertulis dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ), wilayah perairan yang dimaksud adalah Samudera Hindia selatan Lampung, Perairan Selatan Banten, Samudera Hindia selatan Banten, Perairan Selatan Jawa Tengah hingga NTT, Selat Bali - Alas – Lombok bagian selatan, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT, dan Laut Arafuru.
Potensi gelombang tinggi ini ternyata berkaitan dengan adanya Siklon Tropis Savannah (1000 hPa) di Samudera Hindia barat daya Lampung dan Siklon Tropis Trevor (964 hPa) di Laut Karang selatan Papua Nugini.
“Kemudian terpantau juga adanya pola tekanan rendah 1003 hPa di Samudera Hindia selatan NTT dan 1007 hPa di Selatan Filipina dan di Kepulauan Caroline,” tulis Bagian Hubungan Masyarakat Biro Hukum dan Organisasi BMKG, Rabu (20/3/2019), dikutip TribunJabar.id dari Tribunnews.com.
Tak hanya gelombang tinggi, ada pula potensi angin berkecepatan tinggi yang bakal menerjang.
• Terdampak Siklon di Samudera Indonesia, Hujan Ringan Bakal Guyur Bandung
Kecepatan angin ini juga turut menyumbang peningkatan tinggi gelombang di wilayah tersebut.
Angin berkecepatan tinggi terpantau menerjang Laut Jawa, Selat Makassar bagian selatan, Perairan Nusa Tenggara Timur, Laut Timor Selatan NTT, Samudera Hindia Selatan NTT, Perairan Kep. Selayar – Sabalana, Laut Banda, Perairan Kep. Tanimbar - Kep. Aru, serta Laut Arafuru bagian timur.
Lalu, ada pula gelombang tinggi dengan ketinggian yang lebih rendah berkisar antara 1,25 hingga 2,5 meter berpeluang terjadi di Perairan Utara Sabang, Perairan Kep. Sabalana – Kep. Selayar, Perairan Sabang – Banda Aceh, Perairan Kep. Babar – Kep. Tanimbar, Perairan Barat Aceh, Perairan Kep. Kei – Kep. Aru, Perairan Enggano – Bengkulu, Laut Arafuru bagian barat, Samudera Hindia barat Aceh hingga Enggano.
Kemudian Perairan Amamapere – Agats, Selat Sape dan Selat Sumba, Laut Sulawesi, Laut Sawu bagian utara, Perairan Manado – Bitung, Laut Natuna utara Kep. Anambas – Kep. Natuna, Laut Maluku bagian utara, Perairan Selatan Kalimantan, Perairan Kep. Halmahera, Laut Jawa, Laut Halmahera, Perairan Utara Jawa Timur – Kep. Kangean, Samudera Pasifik utara Halmahera, Laut Sumbawa, Perairan Utara Papua Barat hingga Papua, Perairan Utara Sumbawa hingga Flores, Samudera Pasifik utara Papua Barat hingga Papua, dan terakhir Selat Makassar bagian selatan Teluk Cendrawasih bagian barat.
Masyarakat, khususnya nelayan di sekitar wilayah berpotensi terdampak, diimbau BMKG untuk memperhatikan risiko tinggi terhadap keselamatan pelayaran pada beberapa moda transportasi seperti perahu nelayan (Kecepatan angin lebih dari 15 knot dan tinggi gelombang di atas 1.25 m).
Selanjutnya kapal tongkang (Kecepatan angin lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1.5 m), kapal ferry (Kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2.5 m), kapal ukuran besar seperti kapal kargo/kapal pesiar (Kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4.0 m).
Kemudian, masyarakat yang beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi serta wilayah pelayaran padat juga diimbau agar tetap selalu waspada.
Saat terjadi gelombang tinggi, berlarilah menjauh menuju tempat yang lebih tinggi.