Persib Bandung
Kritik Pengamat untuk Pelatih Persib Miljan Radovic yang Rekrut Srdan Lopicic Pemain Apkiran
Kritik Supriyono untuk Miljan Radovic. "Jika masih tetap seperti ini tak akan bertahan lama".
Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: taufik ismail
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurahman.
TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Pengamat yang juga mantan pesepak bola Supriyono menilai Persib Bandung masih memiliki banyak pekerjaan rumah sebelum tampil di Liga 1, Mei 2019.
Kemenangan dari Perseru Serui pada laga terakhir Grup A Piala Presiden 2019, belum bisa dijadikan tolok ukur kesiapan Maung Bandung.
Supriyono melihat skema permainan Persib Bandung sama sekali tidak ada perbedaan jika dibanding saat bermain melawan Persebaya Surabaya dan PS Tira Persikabo.
"Secara umum untuk gol oke lah 4-0, tapi lawannya seperti itu. Progress-nya kayaknya tidak ada, secara overall konsep mainnya belum terlihat ada sesuatu yang beda," ujar Supriyono.
"Kemudian, kan, musim depan kompetisi persaingannya sudah gila. Kalau masih tetap seperti ini saya tidak yakin Radovic bisa bertahan lama," kata Supriyono, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa 12 Maret 2019.
Dikatakan Supriyono, sebenarnya melihat catatan Persib Bandung dalam ajang turnamen pramusim tahun lalu dan tahun ini nyaris sama, yakni gagal lolos babak delapan besar dan hanya menang satu kali dari tiga pertandingan.
Menurut Supriyono, yang menjadi perbedaan adalah soal skema bermain dan belanja pemain.
Musim lalu, Mario Gomez sukses membeli pemain lokal berkualitas seperti Ghozali Siregar dan Ardi Idrus.
"Tapi ada taktikal yang berbeda kalau saya lihat, kalau Mario Gomez (pelatih Persib musim lalu) menampilkan taktikal berbeda, pembelian pemainnya benar-benar sesuai harapan, maksudnya sesuai kebutuhan. Awalnya siapa, sih, yang kenal sama Ardi Idrus dan Ghozali Siregar, kemudian dari rekrutan Gomez dia sudah menjadi bisa diterima oleh bobotoh," katanya.
Sementara musim ini, kata Supriyono, Miljan Radovic terlihat belum bisa memberikan karkater dalam skema bermain Maung Bandung.
Untuk urusan belanja pemain pun, kata dia, tidak begitu menjanjikan.
"(Srdan) Lopicic parah itu. Saya dari awal sudah mengatakan itu pemain apkiran kenapa dibeli, saya tidak tahu apakah sesama negaranya dengan Radovic jadi ada nepotisme. Kemudian kalau Frets dan yang lain belum yakin dia mampu berbicara konsisten di musim depan," ucapnya.
Ia pun memberi warning kepada Miljan Radovic.
"Jadi kesimpulannya, ini berbahaya bisa jadi peringatan untuk Persib musim ini, kalau masih dengan skema taktikal begitu-begitu saja," ucap Supriyono.

Kritik Tiki Taka Persib
Persib Bandung menang besar 4-0 ketika bertemu Perseru Serui di laga terakhir fase grup Piala Presiden 2019.
Persib mampu menang berkat gol yang disarangkan Erwin Ramdani, Ezechiel N Douassel, Henhen Herdiana, dan Frets Butuan.
Pelatih Persib Bandung, Miljan Radovic mengklaim skema tiki taka yang digembor-gemborkan sejak awal kedatangannya ke Bandung mulai berjalan ketika menang lawan Perseru.
Klaim Miljan Radovic soal suksesnya tiki taka kemarin justru dibantah oleh Supriono, pengamat sekaligus komentator sepak bola Indonesia.
Menurutnya, selama ini hanya Barcelona yang dapat menjalankan tiki taka.
"Itu tidak dapat. Tiki taka apa? Yiki-taka yang saya pahami yang mampu melakukan itu hanya Barcelona dieranya (Lionel) Messi, (Andres) Iniesta, dan Xavi (Hernandez), setelah itu tidak bisa menjalankan tiki taka. Orang timnas Spanyol tanpa mereka saja tiki takanya tidak jalan," ujar Supriono, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa 12 Maret 2019.
Ia menambahkan, selama ini belum ada lapangan di Bandung yang kualitasnya bagus untuk menunjang Maung Bandung melakukan latihan tiki taka.
"Coba lihat video Spanyol tanpa mereka (Xavi dan Iniesta), itu tidak jalan, jadi kalau Miljan Radovic mengatakan tiki taka terlalu jauh," kata Supriono yang juga pernah memperkuat Persib Bandung ini.
"Ini lapangan di Bandung seperti apa bisa menjalankan tiki taka, kemudian baru berapa bulan, kok, bisa bilang tiki taka," kata Supriono.
Menurutnya, satu kali kemenangan belum dapat menjadi tolok ukur skema Miljan Radovic berajalan mulus.
"Kalau jalan (skema bermain) 45 menit pertama harus banyak gol, itu (peluang) berapa kali tidak masuk. Tadi juga mereka menyerangnya selalu mencari Ezechiel. Jadi kesimpulannya, kalau seperti ini terus bisa berbahaya ini bisa jadi warning untuk Persib musim ini, kalau masih dengan skema taktikal yang begitu-begitu aja bisa habis," ucapnya.
• Wilujeng Milangkala Persib Bandung ka 86, Ini Cerita Saat Maung Bandung Juara Tahun 1937 & 1961
• Bukti Kecintaan Atep pada Persib Bandung, Selalu Nonton Pertandingannya, Pasang Avatar Jersey Biru