Ledakan Bom di Sibolga

5 Fakta Ledakan Bom di Sibolga, Istri Teroris Tak Mau Dievakuasi, Polisi Bujuk Lewat Speaker Masjid

Berikut Tribun Jabar rangkum lima fakta terkait ledakan bom di Sibolga yang dilakukan oleh terduga teroris, Upang dari berbagai sumber.

Penulis: Fidya Alifa Puspafirdausi | Editor: Fauzie Pradita Abbas
ist
Polisi evakuasi warga yang berada di lokasi teror bom di Sibolga, Selasa (12/3/2019) 

TRIBUNJABAR.ID - Terjadi ledakan bom pada Selasa (12/3/2019) siang saat polisi menangkap terduga teroris Husain alias Abu Hamzah alias Upang (nama panggilan).

Asap putih dan bau mesiu tercium menyengat.

Suara ledakan bom terdengar dahsyat hingga terdengar ke kecamatan yang berbeda.

Adapun ledakan bom kembali terjadi sebanyak dua kali pada Rabu (13/3/2019) pukul 01.30 WIB.

Selain itu, ledakan bom tersebut terjadi di rumahnya di Jalan Cendrawasih, Gang Serumpun, Kelurahan Pancuran Bambu, Kecamatan Sibolga.

Saat ledakan bom pertama terjadi, masyarakat berkerumun di sekotar lokasi.

Sekitar 10 personel Brimob membawa laras panjang siaga di sekitar Jalan Cendrawasih.

Petugas tersebut mengimbau agar masyarakat waspada dan tak berkumpul di satu tempat.

Berikut Tribun Jabar telah merangkum lima fakta terkait ledakan bom di Sibolga yang dilakukan oleh terduga teroris, Upang dari berbagai sumber.

Personel Brimob standby di seputaran Jalan Baru yang lokasinya berjarak 300 meter dari Jalan Cendrawasih, Rabu (13/3/2019).
Personel Brimob standby di seputaran Jalan Baru yang lokasinya berjarak 300 meter dari Jalan Cendrawasih, Rabu (13/3/2019). (Sofyan Akbar/Tribun Medan)

1. Kepribadian Terduga Teroris

Terduga teroris, Upang dikenal sebagai pribadi yang pendiam.

Hal tersebut diungkapkan oleh tetangganya, R Siregar yang memiliki kedai yang berjarak sekitar 150 meter dari lokasi ledakan bom.

Ia mengatakan Upang merupakan orang yang tak banyak bicara dan ramah dengan warga sekitar.

Adapun Upang tinggal bersama istri dan anaknya.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, Upang kerap kali belanja di kedai R Siregar.

Pemilik kedai tersebut mengaku heran dan tak menyangka Upang berhubungan dengan teroris.

"Saya saja heran, kenapa di rumah si Upang yang kami kenal pendiam itu ada bom dan meledak siang jelang sore tadi," katanya.

R Siregar mengatakan kejadian ledakan bom tersebut baru pertama terjadi di Sibolga.

Meski kerap berbelanja di kedainya, R Siregar mengaku tak kenal betul asal usul Upang.

"Yang saya tahu, dulu dia pernah sekolah di pesantren, begitu juga dengan istrinya. Tapi saya tidak tahu di pesantren mana dan apakah mereka tamat atau tidak dari pesantren itu," ucapnya.

2. Beda dari Terduga Teroris Lainnya

Petugas polisi, Zulham yang tak jauh dari kedai R siregar menyatakan Upang tidak seperti terduga teroris lainnya.

Upang memilih lingkungan tempat tinggal yang sesak dengan penduduk sehingga.

"Dia memilih tempat tinggal di mana banyak warga yang tinggal di sana. Lain dari terirs yang biasa," katanya.

Hal tersebut mkembuat petugas kepolisian tidak menyangka ada terduga teroris di Sibolga.

3. Istri dan Anak Masih di Rumah

Kepolisian melakukan negosiasi dengan istri Upang.

Istri Upang tersebut tak mau keluar rumah dan memilih berdiam diri bersama anak-anaknya.

Saat ditangkap, upang mengatakan di rumahnya sudah ada bom sehingga pihak kepolisian mencoba untuk menyelamatkan istri dan anak-anaknya.

Negosiasi tersebut berlangsung sejak Selasa (12/3/2019).

Pihak kepolisian menggunakan pengeras suara masjid agar istri terduga teroris tersebut mau menyerahkan diri.

"Ibu menyerah saja ibu, kasihan anak ibu, dia tidak tahu apa-apa dan masa depannya masih panjang. Kasihanlah bu sama anak-anaknya. Kalau ada masalah sampaikan kepada kami," bujuk petugas polisi dari dalam masjid yang lokasinya tidak begitu jauh dari rumah terduga teroris.

4. Dari Kelompok Teroris ISIS

Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian mengatakan Upang merupakan kelompok jaringan ISIS.

"Ini kelompok yang berafiliasi mendukung Islamic State in Iraq and Syria (ISIS). Jadi kena paham-paham ISIS. Sebenarnya kelompok ini sudah kita jajaki oleh Tim Densus."

Sebelum menangkan upang, polisi terlebih dahulu menangkap terduga teroris di Lampung.

Di rumahnya juga ditemukan bom, ia mengaku memiliki kawan di Sibolga.

Upang juga mengatakan ada dua terduga teroris lainnya di Sibolga yang juga sudah ditangkap oleh polisi.

"Dari peta kita memang cuma ada tiga ornag yang ada di Sibolga yang merupakan jaringan dari Lampung," jelasnya.

5. Tak Terkait Kunjungan Presiden

Tito Karnavian mengatakan penangkapan terduga teroris di Sibolga tidak ada kaitannya dengan rencana kunjungan Presiden Jokowi.

"Saya tegaskan kembali penangkapan pelaku teroris ini tidak ada kaitannya dengan pemilu dan kunjungan presiden," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved