Kisah Hidup Sukarno Pasca Supersemar: Tinggal di Rumah Kotor, Kehabisan Uang, Sulit Bertemu Keluarga

Seiring dengan hilangnya kekuasaan yang dulunya dimiliki, kehidupan Sukarno atau Bung Karno pun mulai berubah secara drastis.

Penulis: Yongky Yulius | Editor: Widia Lestari
ist/dok.Sekretariat Negara RI via Tribunnews
Presiden pertama RI, Soekarno, saat menangis di makam Jenderal Ahmad Yani 

Kesulitan Sukarno setelah Supersemar tak berhenti sampai di situ.

Sidarto, dalam buku Memoar Sidarto Danusubroto Ajudan Bung Karno yang ditulis Asvi Warman Adam, mengungkapkan, bahwa Sukarno semakin tidak berdaya.

Yayasan Supersemar Wajib Bayar Rp 4,4 Triliun pada Negara, Tommy Soeharto Diminta Serahkan Granadi

Tak hanya tak mendapat kejelasan mengenai pembayaran gaji, Sukarno juga tak menerima kejelasan soal uang pensiun seorang presiden.

Hingga akhirnya, Sang Proklamator kehabisan uang untuk pegangan atau sekadar untuk menutup keperluan hidup selama menjadi tahanan kota di Wisma Yaso.

Dikatakan Sidarto, kala itu bahkan Sukarno memintanya mencarikan uang.

"Ini tidak mudah karena saat itu orang takut berhubungan dengan Sukarno," ujar Sidarto.

Akhirnya, Sidarto diminta Sukarno untuk menemui mantan pejabat rumah tangga Istana Merdeka, Tukimin.

Uang tunai 10.000 dollar AS berhasil diperoleh Sidarto dari Tukimin.

Namun, untuk memberikan uang itu kepada Sukarno, Sidarto harus mencari cara agar lolos dari pemeriksaan penjaga.

Saat itu, Wisma Yaso tempat Sukarno tinggal, dijaga ketat oleh penjaga.

Terpaksa, Sidarto meminta bantuan putri Sukarno, Megawati Sukarnoputri.

Uang yang telah dimasukkan ke dalam kaleng biskuit, lalu diantarkan Megawati Sukarnoputri kepada ayahnya.

"Megawati yang mengantarkannya, dan bisa lolos," kata Sidarto.

Ini Video Kesaksian Presiden Soeharto Soal Supersemar sampai Pembubaran PKI

Sidarto, selama menjadi ajudan Sukarno, juga sempat menyaksikan beberapa upacara kenegaraan.

Salah satu upacara kenegaraan yang disaksikan Sidarto, adalah proses penyerahan kekuasaan eksekutif dari Sukarno kepada Soeharto pada 20 Februari 1967.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved