Banyak Mahasiswa Bunuh Diri, Psikiater Kejiwaan Unpad Ungkap Penyebab Sekaligus Tawarkan Solusi

"Kalau di perguruan tinggi banyak terjadi kasus percobaan bunuh diri pada mahasiswa berarti di sana tidak aman," ujar Teddy Hidayat

Penulis: Hilda Rubiah | Editor: Kisdiantoro
shutterstock
Tambang untuk gantung diri. 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilda Rubiah

TRIBUNJABAR.ID, BANDUNG - Kasus percobaan bunuh diri di kalangan mahasiswa sejak dulu sudah sering ditemukan.

Namun belakangan ini kembali muncul menimpa ketiga mahasiswa Unpad, dengan rentang waktu berdekatan dan terus miningkat.

Seperti diberitakan baru-baru ini menimpa AH, mahasiswa program studi Peternakan di Fakultas Peternakan Unpad angkatan 2016.

AH (22) ditemukan tewas gantung diri di kontrakannya di Dusun Mekar Asih, Desa Hegarmanah, Kecamatan Jatinangor, Kabupaten Sumedang, Jumat, (8/3/2019) pukul 15.30 WIB.

Sebelumnya juga menimpa dua mahasiswa Unpad tewas bunuh diri. Korban berinisial MB, mahasiswa Program Studi Ilmu Sejarah 2012, meninggal (18/12/2018) pukul 04.00 WIB.

Setelah itu, (24/12/2018), RWP, mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Keluatan (FPIK) Unpad ditemukan tak bernyawa setelah bunuh diri di kamar kosnya pukul 06.00 WIB.

BREAKING NEWS, Jasad Nuryanto dan Ai Munawaroh yang Dimutilasi di Malaysia Dipulangkan Rabu

Menanggapi kasus tersebut, Psikiater Kejiwaan, sekaligus Dosen Psikiater Unpad, Teddy Hidayat mengungkapkan keprihatinannya.

"Kalau di perguruan tinggi banyak terjadi kasus percobaan bunuh diri pada mahasiswa berarti di sana tidak aman," ujar Teddy Hidayat, saat dihubungi Tribun Jabar, Sabtu (9/3/2019).

Teddy Hidayat mengatakan mahasiswa merupakan titipan para orangtua di mana perguruan tinggi bertanggung jawab atasnya.

Oleh karena itu perguruan tinggi, menurutnya, menjadi tempat yang juga memberikan keamanan dan kenyamanan bagi mahasiswanya.

Demikian pihak kampus kecolongan kasus menimpa terhadap mahasiswa tersebut, Teddy Hidayat mengatakan akan menjadi pekerjaan rumah pihak kampus yang sangat perlu diperhatikan.

"Padahal keamanan itu nomor satu, jadi tentu ini menjadi keprihatinan. Saya sampaikan ke semua perguruan tinggi saya kira, untuk memperhatikan keamanan mahasiswanya," ujarnya.

Baju yang Dipakai Kim Jong Nam Jadi Kunci Bebasnya Siti Aisyah dari Tuduhan Pembunuhan

Lanjut Teddy menjelaskan, orangtua mahasiswa sudah menitipkan kepada Perguruan Tinggi untuk mendidik, termasuk menjaga hal-hal lainnya.

Bukan sekadar menuntut ilmu, mahasiswa pun berhak mendapatkan keamanan dan kenyamanan dari tanggung jawab perguruan tinggi.

Teddy Hidayat yang juga menjabat sebagai ketua KAMI (Komunitas Kejiwaan Masyarakat Jawa Barat) ini berharap pihak kampus menentukan kebijakan untuk menyadari sedini mungkin masalah yang dihadapi di kalangan mahasiswa.

"Para penentu kebijakan kampus harus mencari jalan, bagaimana menyelesaikan masalah ini," ujarnya.

Sebagai bagian dari komunitas psikiater, Teddy Hidayat mengklaim telah melihat permasalah tersebut jauh-jauh hari.

Kisah Pilu Yuda, Bocah 12 Tahun Sendirian Menunggui Ayahnya yang Idap Kanker Otak, Ibu Menghilang

Oleh karena itu ia dan komunitasnya itu pun telah sepakat untuk memberikan pelatihan Psycological Firts Agent untuk menghadapi kejiwaan dan masalah klinis lainnya.

"Kami dari komunitas psikritri sudah melihat permasalan ini, sepakat akan memberikan pelatihan psycological first agent, untuk melatih mahasiswa, guru, dosen atau lain sebagainya dalam menghadapi kejiwaan. Nanti perguruan tinggi mana yang berminat kami akan coba berikan dan latih. Kami komunitas tahu bagaimana menyelesaikannya, tinggal maunya," tuturnya.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved