ISIS dan Koalisi AS Bertempur di Suriah, Begini Suasa Pertempuran Sengit Itu

"Kerja bagus! Serangan tadi tepat mengenai lokasi penembak runduk (sniper) milik ISIS," balas Qamishlo melalui radio walkie talkie.

Editor: Theofilus Richard
AFP/Bulent Kilic
Asap mengepul di wilayah kantong terakhir ISIS di Baghouz, Deir Ezzor, Suriah, pada Sabtu (2/3/2019). 

TRIBUNJABAR.ID, BAGHOUZ - "Awas, dia datang!" ucap seorang komandan Kurdi Hagit Qamishlo kepada jurnalis AFP dari teras sebuah rumah di kawasan Baghouz, Suriah.

Beberapa menit kemudian, suara geraman rendah mengumumkan kedatangan pesawat dari koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS).

Serangan udara dari pesawat itu, dilansir Minggu (3/3/2019), menghantam lokasi kelompok Negara Islam Irak dan Suriah ( ISIS).

Ledakan dari serangan itu mengguncang kawasan sekitar dan menghancurkan rumah di area terdampak menjadi berkeping-keping.

"Kerja bagus! Serangan tadi tepat mengenai lokasi penembak runduk (sniper) milik ISIS," balas Qamishlo melalui radio walkie talkie.

Qamishlo kemudian meminta kepada sesama anggota Pasukan Demokratik Suriah (SDF) jika ada yang mengetahui koordinat lokasi musuh yang lain.

Adapun serangan udara yang dilaksanakan koalisi AS tersebut berada di sekelompok bangunan dengan dampak ledakan mencapai 700 meter persegi.

Satu jam kemudian, pesawat koalisi kembali menjatuhkan bom di target ISIS yang kali ini menghancurkan sebuah gudang amunisi.

Masyarakat Poso Kerap Diancam MIT Pimpinan Ali Kalora untuk Tidak Memberikan Informasi pada Satgas

Traveloka Akhirnya Buka Suara Terkait Disuspend Secara Permanennya Penjualan Tiket AirAsia

Bom itu menimbulkan suara ledakan yang memekakan telinga disertai serangkaian bola api yang dirayakan koalisi Arab dan Kurdi itu.

Operasi yang terjadi pekan lalu terjadi setelah SDF memutuskan penundaan selama dua minggu dikarenakan kekhawatiran ISIS bakal menggunakan warga sipil sebagai perisai.

"Mereka sepenuhnya dikepung," kata komandan SDF lainya, Sefqan, ketika koalisi tersebut melanjutkan serangan pada Jumat malam (1/3/2019).

Meski sudah terkepung, Sefqan mengatakan bahwa mereka tak bisa bergerak karena ISIS sudah menanam ranjau baik di jalan maupun rumah.

Dalam beberapa jam setelah serangan dilaksanakan, ranjau yang dipasang ISIS dilaporkan telah melukai sebagian anggota SDF.

Setelah jeda yang singkat, pertempuran kembali berlanjut dengan SDF menembakkan artileri serta mortar.

Sementara ISIS membalas dengan ranjau, sniper, hingga proyektil.

Sebanyak 15 Ribu Kartu Identitas Anak Disiapkan Disdukcapil Sumedang

Melawan Persebaya, Miljan Radovic Ingin Persib Bandung Main Seperti Lawan Tira Persikabo

ISIS juga menggunakan bom mobil. Namun Sefqan mengatakan ISIS tak sempat menggunakannya karena dihancurkan dengan drone.

Para komandan SDF berulang kali menyatakan bahwa kejatuhan ISIS sudah dekat. Namun kini mereka mulai realistis dan berujar dibutuhkan 4-5 hari.

"Dengan terowongan yang mereka gali, kami tidak tahu berapa banyak jumlah anggota mereka (ISIS) yang masih tersisa," kata Sefqan seperti dilansir Tribun Jabar dari Kompas.com yang mengutip AFP.

Qamishlo menambahkan, kebanyakan dari anggota ISIS yang tersisa merupakan anggota asing dari Rusia, Turki, maupun tujuh dari Perancis.

Lebih dari 10.000 warga melarikan diri dari Baghouz ke kawasan yang dikuasai SDF, termasuk di antaranya perempuan serta anak-anak. (Kompas.com/Ardi Priyatno Utomo)

Tagar #RadovicOut dan #LopicicOut Muncul di Twitter, Terjadi Setelah Persib Bandung Tampil Melempem

5 Fakta Penangkapan Andi Arief karena Narkoba, Tolak Tes Urine Tapi Terlihat Jejak Narkobanya

Selain Andi Arief, 9 Politikus Ini Pernah Terjerat Kasus Narkoba, Bahkan Ada yang Ditangkap Dua Kali

Sumber: Kompas
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved