Pedagang Oleh-oleh di Pamulihan Sumedang Berharap, Nanti Bisa Jualan di Rest Area Tol Cisumdawu

Sejumlah pemilik kios oleh-oleh di Jalan Raya Bandung-Cirebon, Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang

Penulis: Hakim Baihaqi | Editor: Ichsan
tribunjabar/hakim baihaqi
Pedagang oleh-oleh di Jalur Bandung-Cirebon 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hakim Baihaqi

TRIBUNJABAR.ID, SUMEDANG - Sejumlah pemilik kios oleh-oleh di Jalan Raya Bandung-Cirebon, Desa Ciptasari, Kecamatan Pamulihan, Kabupaten Sumedang, mengharapkan pemerintah memfasilitasi para pedagang untuk nantinya berjualan di rest area Tol Cisumdawu.

Kekhawatiran yang saat ini dirasakan oleh sejumlah pemilik kios yakni, saat dibangunnya Tol Cisumdawu tol tersebut berada di sebelah utara lokasi kios penjual oleh-oleh.

Akses menuju jalan tol tersebut, berjarak 500 meter sebelum lokasi kios oleh-oleh, sehingga dianggap oleh para pedagang, pengendara hanya akan melintasi jalur tol dibandingkan Jalan Raya Bandung-Cirebon.

Seoaang pemilik kios Isar Saripin (50), mengatakan, salah satu cara agar usaha para pedagang oleh-oleh khas Sunda dapat bertahan dan tetap dilirik pembeli, yakni diperbolehkan berjualan di dalam rest area Tol Cisumdawu nantinya.

"Bayangkan saja, sejak ada Tol Cipali, penjualan sudah semakin sepi. Apalagi ini ada tol yang dekat sekali kios," kata Isar kepada wartawan di kios miliknya, Jumat (1/3/2019).

Isar mengatakan, pekerjaannya menjadi seorang penjual oleh-oleh ini sudah dilakoni oleh ia lebih dari 15 tahun dan tidak memiliki pekerjaan lain.

Ditunjuk Sebagai Kuasa Hukum, Gusti Randa Paparkan Kronologi Kasus Pelecehan Seksual Marko Simic

Ia menambahkan, bila para pemilik kios tidak diperbolehkan berjualan di rest area nantinya, secara tidak langsung pemerintah telah mematikan usaha para pedagang kecil.

"Hampir setiap hari saya merasakan tidak ada yang membeli sama sekali, bayangkan kalau tol sudah jadi. Sasaran pembeli adalah pengendara bisa hilang," katanya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh pemilik kios lainnya, Cinah (54), ia mengaku mengalami penurunan jumlah pendapatan sejak adanya Tol Cipali, lebih dari 50 persen.

Tidak Asing dengan Indonesia, Kodaline Kagumi Keindahan Alam Indonesia

Sebelum adanya Tol Cipali, setiap akhir pekan ia mampu meraup omzet hingga Rp 2 juta, namun saat adanya tol hanya, mendapatkan tidak lebih dari Rp 500 ribu.

"Semakin khawatir, mungkin saja usaha saya bisa bangkrut kalau tol sudah jadi. Mudah - mudahan pemerintah baik sama pedagang kecil," katanya.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved