Ailah Pun Berurai Air Mata, Putrinya yang Tak Mau Dijodohkan Tak Kunjung Pulang, ''Neng Enggal Uih''
Kedatangan ibunda Hilda Fauziah, Ailah (43) diterima langsung oleh jajaran Polres yang dipimpin Kapolres AKBP Doni Eka Putra.
Penulis: Isep Heri Herdiansah | Editor: Ichsan
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Isep Heri
TRIBUNJABAR.ID, TASIKMALAYA - Keluarga Hilda Fauziah didampingi KPAID Kabupaten Tasikmalaya dan perangkat Desa Cikawung, mendatangi Polres Tasikmalaya, Selasa (26/2/2019) pagi.
Kedatangan ibunda Hilda Fauziah, Ailah (43) diterima langsung oleh jajaran Polres yang dipimpin Kapolres AKBP Doni Eka Putra.
Dalam pertemuan yang berlangsung sekitar 1 jam tersebut, Ailah tak henti berurai air mata saat memberikan pernyataan kepada polisi.
Saat ditemui seusai pertemuan, warga Kampung Cijambu, Desa Cikawung, Kecamatan Pancatengah itu berharap anaknya yang sudah meninggalkan rumah selama 4 bulan itu segera pulang.
"Neng Hilda, enggal uih ka bumi (cepat pulang ke rumah), ibu sareng bapa ngantosan (Ibu dan bapak menunggu)," ujar Ailah sambil berurai air mata.
Ailah menuturkan, seyogyanya anaknya meninggalkan rumah bukan karena menolak dijodohkan.

"Jadi tradisi di kampung Cijambu kalau pria ada yang datang ke rumah atau di kami istilahnya 'dicirian' maka pendekatan menuju pernikahan dilangsungkan. Komunikasi si nengnya dan si mempelai pria lancar. Pas neng Hilda keluar SMP ada tiga keluarga yang datang. Kata ayah saya, pilih salah satunya, pas keluar SMP pernah ditanya, neng Hilda mah ngiring mamah aja," tutur Ailah.
Setelah itu, penentuan pernikahan dilakukan setelah Hilda selesai menamatkan pendidikan Madrasah Aliyah atau setingkat SMA.
"Pendekatan lancar. Kemudian pas keluar SMA, mengeluh belum siap dinikahkan. Katanya ingin berkuliah, karena keterbatasan biaya saya suruh untuk ikut ngaji di saudara, sebelum dinikahkan. Dia ikut ngaji 6 bulan, sebelum pernikahan," kata dia.
• Siapa Sebenarnya Rosano Barack? Ayah Reino Barack yang Disebut-sebut Merupakan Pengusaha Ternama
Hilda meninggalkan rumah dua pekan sebelum pernikahannya digelar.
"Waktu itu undangan dari pihak laki-laki sekitar 1.000 undangan sudah disebar," kata Ailah.
Terakhir meninggalkan rumah, Hilda mengenakan baju putih, celana belang merah dan berkerudung biru.
"Mungkin yang dibawa itu mukena, baju ada 4 potong, dan juga sarung," cerita Ailah.

Komunikasi terakhir antara ibu dan anak pertama dari dua bersaudara itu, saat keluarga tengah menuliskan nama-nama di undangan.