Plt Bupati Bertelanjang Kaki Menyeberangi Sungai Cibatu Halang, Puluhan Tahun Warga Menanti Jembatan
Kedatangannya ke sungai Cibatu Halang karena berita viral warga dan pelajar sekolah yang minta dibangunkan jembatan penyeberangan
Penulis: Ferri Amiril Mukminin | Editor: Seli Andina Miranti
Maman mengatakan, selain warga, sungai juga beberapa kali membuat hewan ternak kerbau warga hanyut.
"Kalau kerbau itu ada yang selamat dan ada yang mati, sudah banyak kejadian hewan ternak hanyut karena tak ada jembatan," kata Maman.
Maman mengatakan, aktivitas warga yang menyeberang sungai bukan hanya berasal dari Kampung Cibatu Halang, akan tetapi ada yang dari Kampung Serpong, Cihonje, Tipar, Batuwates, Saronnge, dan Tespong.
"Satu kampung rata-rata ada 80 kepala keluarga, jadi ramai kalau sedang musim hajatan misalnya, banyak warga yang menyeberang untuk mengunjungi tempat hajatan di Batuwates," ujar Maman.
Namun, kata Maman, jika hujan deras dan air sungai meluap, maka banyak warga yang terpaksa menginap di Batuwates karena takut terbawa hanyut.
Mereka memilih sungai kembali tak terlalu deras untuk menyeberang.
Menurut Maman, cerita turun temurun dari keluarganya, keberadaan kampung tersebut diduga sudah ada sejak jaman perang kemerdekaan RI.
Sejak saat itu warga terutama mereka yang ingin bersekolah harus berjalan kaki sekitar 1,5 jam menuju sekolah.
"SDN Batuwates ini terbilang dekat, jadi warga banyak yang menyekolahkan anaknya di sini meski harus menyeberang sungai, daripada berjalan kaki di sekolah yang jauh," ujar Maman.
• Pemilu 2019 di Bandung Ricuh, Sejumlah TNI AU Sigap Mengamankan Sesuai Skenario Simulasi Pengamanan
Maman mengatakan, jauhnya gedung SMP juga membuat angka kelulusan SD yang melanjutkan ke SMP cukup jarang sebelum ramainya kendaraan motor.
"Sekarang sudah banyak motor, meski jalan berbatu tapi sudah banyak yang melanjutkan sekolah ke SMP, kalau sebelumnya ramai motor banyak anak putus sekolah," ujar Maman.
Kampung Cibatu Halang, di Kecamatan Sukaresmi terisolir oleh rusaknya jalan.
Jalan berbatu sepanjang tiga kilometer melewati hutan Pinus membuat jarak tempuh kendaraan roda dua menjadi lama. Untuk menuju kampung ini butuh waktu sekitar dua jam perjalanan dari kota Kecamatan Cipanas.
Jalan berbatu melewati hutan Pinus sudah menjadi santapan warga sehari-hari.
Murid sekolah yang libur jika air sungai meluap dibenarkan oleh para orangtua. Seperti yang dikatakan oleh, Eroh (45) dan Mimin (50).
"Cucu saya Devi Renasari kelas dua dan Titi Tania kelas I, libur sekolah kemarin karena hujan deras dan air sungai meluap, kondisi seperti ini sudah berlangsung lama, bahkan waktu hujan terus seminggu kemarin maka sekolah libur juga selama seminggu," kata Eroh.
• Pemilu 2019 di Bandung Ricuh, Sejumlah TNI AU Sigap Mengamankan Sesuai Skenario Simulasi Pengamanan