Warga Baleendah Dibunuh di Malaysia
Sosok Nuryanto, Bos Tekstil dari Baleendah yang Dimutilasi di Malaysia Dikenal Dermawan
Bos tekstil asal Baleendah Nuryanto (37) yang diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia dikenal sangat baik dan dermawan
Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ravianto
TRIBUNJABAR.ID, BALEENDAH - Bos tekstil asal Baleendah Nuryanto (37) yang diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia dikenal sangat baik dan dermawan di lingkungan masyarakat.
Korban kerap menyumbang dalam kegiatan di masyarakat.
"Beliau orang baik beliau selalu menjadi donatur setiap ada kegiatan di sini. Baik Agustusan maupun muludan dan rajaban," kata Ketua RW 08 Uwas di Kampung Ciodeng, Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (11/2/2019).
Uwas mengaku kehilangan jika memang korban mutilasi tersebut adalah Nuryanto.
Semasa hidupnya korban tidak pernah ada masalah dan sampai meresahkan lingkungan.
"Belum terdengar hal-hal negatif di masyarakat tidak pernah meresahkan atau mengecewakan. Beliau sangat baik solidaritasnya tinggi," ujarnya.
Bahkan saat hari raya Iduladha kemarin korban sempat membeli 3 ekor domba kepada dirinya untuk keperluan kurban.
"Keinginan kami jika memang sudah pasti korban meninggal akibat dimutilasi, kami berharap pemerintah bisa mengusut tuntas kasus ini," pungkasnya.
ke Malaysia urusan bisnis
Nuryanto (37) WNI asal Baleendah Kabupaten Bandung yang diduga menjadi korban mutilasi di Malaysia, izin pergi ke Malaysia kepada istri untuk bisnis.
Selama berada di Malaysia korban sering kontak dengan keluarganya di Baleendah.
"Iya dia bilang mau ke Malaysia, biasa packing sama saya, katanya mau berangkat tanggal 17 (Kamis)," ujar istri korban Meli Rahmawati (33) di rumahnya di Kampung Ciodeng, Desa Bojong Malaka, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung, Senin (11/2/2019).
Selama di Malaysia korban beberapa kali berkomunikasi via telepon dengan pihak keluarga.
Bahkan saat sampai di Malaysia korban langsung menghubungi keluarganya di Baleendah.
"Berangkat Kamis tanggal 17, Sabtu tanggal 19 sudah nelepon, Senin tanggal 21, nelepon lagi untuk terakhir kalinya, itu malam-malam. Selasa tanggal 22 hilang kontak, saya pikir mungkin sudah tidur. Saya terus minta anak menghubungi, Kamis (31/1) telepon sudah enggak aktif sampai sekarang," tuturnya.