Persib Bandung

Bobotoh Gelar Aksi, Pertanyakan Pengurusan Izin Laga, Pilih Persib Bandung Kalah WO dari Persiwa

Bobotoh turun ke jalan. Pertanyakan pengurusan perizinan laga. Pilih Persib Bandung kalah WO.

Penulis: Nazmi Abdurrahman | Editor: taufik ismail
Tribun Jabar/Gani Kurniawan
General Coordinator Panpel Persib, Budi Bram Rachman memberi penjelasan kepada ratusan bobotoh yang melakukan unjuk rasa di depan Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, Senin (4/2/2019). Aksi mereka terkait pengunduran laga Persib versus Persiwa di ajang Piala Indonesia yang seharusnya digelar 4 Februari 2019 di Stadion Gerlora Bandung Lautan Api (GBLA). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Nazmi Abdurrahman

BANDUNG, TRIBUN - Ratusan bobotoh menuntut panitia pelaksana pertandingan (panpel) dan manajemen PT Persib Bandung Bermartabat (PBB) bertanggung jawab atas ditundanya pertandingan babak 32 besar Piala Indonesia, antara Persib melawan Persiwa Wamena.

Laga tersebut seharusnya digelar di Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA), Senin kemarin.

Tuntutan tersebut disampaikan bobotoh kepada polisi, panpel, dan manajemen di Graha Persib, Jalan Sulanjana, Kota Bandung, kemarin malam.

Sebelum menduduki halaman Graha Persib, bobotoh sempat melakukan aksi long march dari Graha Persib ke Mapolrestabes, Kota Bandung.

Mereka kemudian kembali ke Graha Persib didampingi Kapolres Kota Bandung, Kombes Pol Irman Sugema.

Di Graha Persib, bobotoh diterima general coordinator panpel Budhi Bram Rachman.

Ratusan bobotoh melakukan unjuk rasa di depan Mapolrestabes Bandung hingga menutup arus lalu lintas Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (4/2/2019).
Ratusan bobotoh melakukan unjuk rasa di depan Mapolrestabes Bandung hingga menutup arus lalu lintas Jalan Merdeka, Kota Bandung, Senin (4/2/2019). (TRIBUN JABAR/LUTFI AHMAD MAULUDIN)

Dalam tuntutanya, bobotoh meminta agar Persib Bandung kalah walkover (WO) dari Persiwa Wamena daripada harus menunda-nunda pertandingan.

Bobotoh juga menilai keputusan penundaan pertandingan sarat dengan kepentingan bisnis.

"Mungkin dilihat dari sisi bisnis, kasarnya kalau kita pakai Siliwangi pendapatan berkurang. Jadi memang ini dimainkan. Maksudnya dengan tidak WO pun dengan alasan itu katanya keputusan PSSI segala macam. Itu membuktikan bahwa Persib ini adalah ajang untuk mendulang uang banyak pihak mereka tidak mau WO segala macam lah, akhirnya bobotoh lagi," ujar Albert Dragtan Shadrach, perwakilan Bobotoh.

Tak hanya kepada manjemen dan panpel, pihaknya juga meminta polisi untuk tidak dengan mudah mengeluarkan keputusan yang malah merugikan bobotoh.

Seharusnya, kata Albert, polisi dapat memberikan solusi yang bisa diterima semua pihak.

"Ada solusi lain, jangan sedikit-sedikit tidak ngasih izin hanya karena mereka yang punya wewenang dan dengan mudahnya, jangan kayak yang malas mikir," katanya.

General coordinator panpel Budhi Bram Rachman, mengaku akan menyampaikan semua aspirasi dari para bobotoh kepada manajemen PT PBB untuk ditindaklanjuti ke Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI).

Sempat Terancam WO, Persib Bandung Pilih Si Jalak Harupat untuk Jamu Persiwa Wamena

Setelah Demo di Mapolrestabes Bandung, Sejumlah Bobotoh Kemudian Demo di Graha Persib Bandung

"Saya tidak memiliki otoritas untuk memutuskan itu (WO), itu ranahnya PSSI nanti saya bantu sampaikan kepada manajemen," ujar Budhi Bram.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved