Puluhan Kios di Pasar Sayati Tutup Gara-gara Tumpukan Sampah yang Menggunung

Menurut pantauan TRIBUNJABAR.ID, bau busuk tercium sangat menyengat sehingga mengganggu penciuman dan pernafasan para pedagang dan pembeli.

Penulis: Mumu Mujahidin | Editor: Ravianto
mumu mujahidin/tribun jabar
Tumpukan sampah di bagian belakang Pasar Sayati Indah Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Senin (28/1/2019). 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mumu Mujahidin

TRIBUNJABAR.ID, MARGAHAYU - Puluhan kios di Pasar Sayati Indah Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung terpaksa tutup karena tumpukan sampah mengganggu aktivitas jual-beli.

Akibatnya para pedagang kehilangan pelanggan, karena sampah membuat para pembeli kabur.

Menurut pantauan TRIBUNJABAR.ID, bau busuk tercium sangat menyengat sehingga mengganggu penciuman dan pernafasan para pedagang dan pembeli.

Para pedagang terpaksa memakai masker saat berjualan.

Selain itu tumpukan sampah para pedagang ini juga menutup jalan bahkan sampah-sampah ini berada tepat di depan kios-kios pedagang.

Hal ini disebabkan sering terlambatnya pengangkutan sampah oleh petugas pengangkut sampah dari Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bandung, hingga berbulan-bulan menyebabkan sampah menggunung.

Tumpukan sampah di bagian belakang Pasar Sayati Indah Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Senin (28/1/2019).
Tumpukan sampah di bagian belakang Pasar Sayati Indah Kecamatan Margahayu, Kabupaten Bandung, Senin (28/1/2019). (Tribun Jabar/Mumu Mujahidin)

"Mengganggu sekali, sangat mengganggu, ada sekitar 30 jongkoan (kios) sudah tidak bisa aktifitas. Ini adik saya juga yang jual makanan sudah tidak bisa jualan lagi, mati usahanya," kata Asep Tatang Solihin (51) salah seorang pedagang sembako di lokasi, Senin (28/1/2019).

Asep mengaku dirinya sempat memiliki beberapa kios di belakang, namun saat ini terpaksa tidak dipakai karena penuh dengan sampah. Menurutnya percuma dibuka juga, toh pada akhirnya hanya jadi sarang tikus.

"Tolong kepada pemda karena ini karcis dan pengelolaannya oleh pemerintah daerah, kenapa kami dibiarkan seperti ini. Alasanya dari LH katanya enggak ada jatah mobil, terus dari pihak pengelola ya cuma diusahakan aja katanya, tapi sampai hari ini ya seperti ini," tuturnya.

Selain banyak kios yang terpaksa tutup akibat tumpukan sampah, pedagang lain yang masih bertahan mengaku kehilangan pelanggan dan hanya memiliki pelanggan tetap saja.

"Hanya tinggal pelanggan lama saja kalau pelanggan baru mah langka. Soalnya mau masuk kesini udah bau, pelanggan lama juga kalau orangnya jijik an sama sampah juga males ke sininya," tutur pemilik kios bumbu dapur Langgeng Laksana di kiosnya.

Dirinya mengaku sebelumnya memiliki kios di bagian ujung, namun karena kerap terdapat tumpukan sampah akhirnya dirinya pindah, tak jauh dari kios sebelumnya. Namun kini setiap hari sampah juga menumpuk di depan kios barunya tersebut.

"Sekarang ya sama aja, setiap hari saya mah begini," ujarnya.

Ia berharap pemerintah bisa serius menangani masalah sampah ini. Bagaimana solusinya agar tidak terjadi tumpukan sampah sehingga tidak mengganggu aktivitas jual-beli di pasar tersebut.

"Pengennya ya bersih jangan sampai numpuk kayak gini. Kalau bersih kan para konsumen juga mau dateng, terus bisa masuk ke sini karena ada parkiran juga ke depan jongko," katanya. (mud)

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved