Pilpres 2019
Adik Prabowo Subianto Blak-blakan Mengenai Jokowi, Awal Pertemuan dan Penyesalannya Pernah Mendukung
Menurut Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra itu pembiayaan kampanye Jokowi berasal dari kantong pribadinya.
Hashim Djojohadikusumo mengatakan bahwa diskusi Prabowo Subianto dan Megawati sangat alot dalam menentukan siapa yang diusung di Pilgub DKI.
Karena keinginan Megawati mengusung Foke sangat kuat.
Apalagi ditambah saat itu Jokowi tidak memiliki uang untuk maju di Pilgub DKI.
Saat itu Pak Prabowo Subianto melihat pak Jokowi sosok seorang kepala daerah yang jujur, yang baik, dan itulah yang perlu untuk memikirkan Jakarta. Dan pak Prabowo Subianto merasa Jakarta perlu seorang pemimpin yang baru. Waktu itu agak alot, beberapa kali pak Prabowo Subianto ketemu ibu Megawati, pernah di Lenteng Agung, beberapa kali dan dihadiri beberapa kali petinggi PDIP," katanya.
Setelah menjadi Paslon di Pilgub DKI bersama Ahok, Jokowi pun menurut Hashim Djojohadikusumo rutin menemuinya untuk membicarakan masalah pendanaan kampanye.

Ia pun memutuskan membantu mendanai kampanye. Jokowi pun menurut Hashim Djojohadikusumo pernah mengakui di salah satu media cetak 2014 lalu bahwa pendanaan kampanyenya dibantu, meski jumlah bantuan dana yang diakui Jokowi keliru.
Hashim Djojohadikusumo enggan menyebut berapa miliar dana yang digelontorkan untuk kampanye Jokowi itu. Ia menyebut jumlahnya cukup besar.
"Jadi saya heran bila beliau (Jokowi) menyebut tidak menggunakan dana sepeser pun di Pilgub DKI," kata Hashim Djojohadikusumo.
Hashim Djojohadikusumo mengaku tidak meminta proyek apapun kepada Jokowi saat memutuskan menyokong dana kampanyenya di Pilgub DKI.
Ia hanya minta Jokowi kerja dI Jakarta selama lima tahun bila terpilih nanti.
"Saya tidak minta proyek tidak minta apa-apa. Kemudian ketika dia sudah jadi gubernur saya minta saya jadi pengawas Ragunan di situ karena saya sangat cinta dengan satwa liar dan binatang. Tapi kalau bisnis dan proyek saya engga pernah minta dan beliau tidak pernah janji," katanya.(*)