Awalnya Warga Histeris tapi Setelah Sandiaga Uno Membuka Pidato, Warga Justru Tertawa Cekikikan
Calon wakil presiden nomor urut 02, Sandiaga Uno, berdialog dengan para pedagang batik di Sentra Batik Tradisional Pasar 17 Agustus
Sebelum proses Visi-Misi Sandiaga Uno dibacakan, sejumlah perwakilan dari pedagang batik di Sentra Batik Tradisional Pasar 17 Agustus Pamekasan diberikan waktu untuk memberikan pertanyaan.
Namun sesi pertanyaan hanya berlangsung sebentar. Karena langit sudah mulai gelap.
Mengingat di Pasar 17 Agustus tak ada pencahayaan lampu yang mendukung untuk berlangsungnya acara.
• Manajer Persib Bandung Umuh Muchtar Sebut Edy Rahmayadi Dikhianati Bawahannya di PSSI
Sandiaga Uno Janji Kembangkan Batik Madura
Kedatangan Calon Wakil Presiden (Cawapres) Sandiaga Uno ke sentra Batik Tradisional di Pasar 17 Agustus, Pamekasan dielu-elukan kaum emak-emak manis (Emak-emak berbisnis). Emak-emak manis itu, berebut untuk foto bersama dan di antarnya berjabat tangan denganSandiaga Uno, Minggu (20/1/2019), petang.
Kehadiran Sandiaga Uno yang ditunggu sejak pukul 14.30 dan baru datang sekitar pukul 17.25 itu, langsung menemui salah seorang penjual batik dan Sandiaga Uno memborongnya.
Setelah itu, Sandiaga Uno berkumpul bersama Emak-emak Manis dan pedagang batik.
Beberapa kali Sandiaga Uno melontarkan kalimat bahas Madura “ampon baktona” (sudah waktunya.Red) untuk memilih pasangan Capres-Cawapres nomor 02, yang disambut tepuk tangan emak-emak.
Saat itu Sandiaga Uno mengatakan, untuk mengembangkan batik Madura, termasuk Pamekasan punya program untuk mendorong perajin dan usaha mikro kecil menengah (UMKM) batik dengan memberikan lebih banyak bantuan untuk pemasarannya.
Sehingga dengan didorongnya perajin dan UMKM batik, maka akan tumbuh dan berkembang.
“Untuk mendorong batik Madura, menjadi produk ungggulan, kami nanti akan dipasarkan ke seluruh Indonesia. Batik tulis Pamekasan ini benar-benar luar biasa. Cerah dan cocok betul dan menjadi tren milenial. Saya tadi beli batik Pamekasan untuk oleh-oleh kadu buat istri saya,” kata Sandiaga Uno.
Sandiaga Uno mengakui jika hasil kerajinan batik Madura, termasuk Pamekasan garapannya halus. Sehingga wajar jika harga satu lembar kain batik ada yang di atas Rp 1 juta.
Karena itu, ia berkeinginan agar batik Pamekasan dan batik Madura lebih maju. Karena dengan majunya perkembangan batik ini, akan membuka lapangan kerja.
Menurut Sandiaga Uno, sekitar 50 persen bahan baku batik masih impor dari luar negeri. Sehingga jika kurs dolar naik, harga bahan baku batik ikut naik.
Ongkos produksi juga ikut naik. Namun ia berharap jangan sampai perajin batik, ikut menaikkan kain batik, yang dikhawatirkan nanti tidak laku.