Pria Ini Ciptakan Paranti Composter, Mesin yang Ubah Sampah Jadi Kompos dalam Waktu 24 Jam
Cara kerja paranti composter yakni sampah organik dimasukkan ke dalam mesin untuk dihancurkan, lalu setelah hancur, sampah didiamkan untuk pengomposan
Penulis: Hilman Kamaludin | Editor: Tarsisius Sutomonaio
Laporan Wartawan Tribun Jabar, Hilman Kamaludin
TRIBUNJABAR.ID, CIMAHI- Berawal dari keprihatinan atas masalah lingkungan hidup seperti semakin besarnya volume sampah rumah tangga, Chondjaruddin Ahmad Wirasendjaja, menciptakan mesin pengolahan sampah yang diberi nama paranti composter.
Kata 'paranti' diambil dari bahasa Sunda yang artinya tempat khusus atau tempat yang ditentukan untuk sesuatu lalu kata 'composter' kata bahasa Inggris yang artinya alat pembuat kompos.
Mesin yang bahannya didominasi almunium ini berukuran sekitar 80 cmx 40 cm sedangkan didalamnya terdapat mesin pencacah layaknya pisau blender.
Cara kerja paranti composter yakni sampah organik dimasukkan ke dalam mesin untuk dihancurkan, lalu setelah hancur, sampah didiamkan untuk proses pengomposan.
Proses pengomposan itu hanya membutuhkan waktu sekitar 24 jam, lalu kompos dikeringkan di dalam mesin selama beberapa menit. Setelah kering, kompos dimasukkan ke container di bawahnya dan siap diambil untuk digunakan.
• Butuh 2 Pekan untuk Membersihkan Lautan Sampah di Kali Pisang Batu Bekasi, Alat Berat pun Dikerahkan
"Cara kerja mesin ini sederhana, jadi mesin ini punya alat pencacah untuk mengecilkan sampah sehingga mudah untuk dibusukkan. Pembusukannya oleh bakteri, selama 24 jam bakteri ini akan membusukan sampah," ujarnya usai peresmian PT Paranti Alam Sejahtera di Kompleks Mas Cipageran, Kota Cimahi, Selasa (15/1/2019).
Dalam proses pembuatan mesin tersebut, ia berusaha untuk membuat paranti composter dengan waktu pengomposan hanya dengan waktu 24 jam. Sebab, kata dia, kalau pengomposannya lama alat yang lain juga sudah banyak.
"Selain itu sampah yang dihasilkan dari rumah tangga ada setiap hari. Kalau misalkan pengomposan dalam mesin itu butuh waktu lima hari kan enggak mungkin ibu-ibu masaknya lima hari satu kali," ujarnya.
Mesin ini juga, lanjutnya, sudah dilengkapi dengan mesin pengering sehingga bisa menghasilkan kompos yang kering dan tidak menjijikan sehingga sampah yang sudah diolah bisa langsung digunakan sebagai kompos.
Paranti composter sudah mulai diproduksi secara massal dan mulai dipasarkan mulai Januari 2019.
Pria yang akrab disapa Kang Adang ini bersama empat orang co-founder lainnya berusaha berinovasi dan berambah ke kegiatan yang berorientasi membantu memperbaiki lingkungan hidup.
Caca Duo Molek Pakai Narkoba Hanya Coba-coba, Terciduk Nyabu di Apartemen Bersama Seorang Pria https://t.co/iyHlBZp2tX via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) January 15, 2019
"Setelah kita hitung biaya produksi, harganya Rp 11 juta per unit dan itu sudah termasuk garansi satu tahun kemudian kita juga kasih satu liter bakteri," ujar pria lulusan pendidikan Politeknik Mekanik Swiss ITB tahun 1985 ini.
Ia mengatakan, untuk membusukkan satu kilogram sampah saat proses pengomposan dalam mesin itu membutuhkan sekitar 10 mililiter bakteri.