Para Pelajar di Cianjur Selatan Ini Pertaruhkan Nyawa untuk Sampai ke Sekolah, Tantang Arus Sungai!

Mereka terpaksa turun ke sungai untuk sampai ke sekolah setelah jembatan gantung satu-satunya putus dua tahun lalu.

Tribun Jabar/ Ferri Amiril
Pelajar di Cianjur Selatan, harus menyeberang sungai untuk bersekolah 

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Ferri Amiril

TRIBUNJABAR.ID, CIANJUR - Pemandangan miris dunia pendidikan Cianjur masih terlihat di wilayah selatan.

Untuk sampai ke sekolah, pelajar SMP dan SD ini harus mempertaruhkan nyawa menyeberang sungai yang airnya deras jika musim hujan.

Selain seragam yang basah terkena air, mereka juga terpaksa harus pulang cepat jika awan sudah mendung. Sungai akan meluap dan tak bisa dilewati jika hujan turun dengan deras.

Pengalaman getir sehari-hari tersebut dialami oleh pelajar dari SDN Gunung Dalung dan SMPN Negeri 5 Cikadu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur.

Seorang Guru SMPN 5 Cikadu, Dahi Sugianto, mengatakan, pengalaman prihatin pelajar SD dan SMP tersebut sudah berlangsung selama dua tahun.

Mereka terpaksa turun ke sungai untuk menuju sekolah setelah jembatan gantung sebagai akses untuk menyeberang putus dua tahun lalu.

Gara-gara Sembako dan Uang Pecahan Rp 2 ribu, Caleg Ini Divonis Penjara dan Denda Rp 5 Juta

"Iya benar kang, pelajar terpaksa turun ke sungai untuk menuju sekolah karena jembatan hasil swadaya warga sudah putus dua tahun lalu," ujar Dahi, di Cianjur, Kamis (20/12/2018).

Dahi mengatakan, sejak putus, jembatan tersebut hingga saat ini belum dibangun lagi.

Pelajar di Cianjur Selatan, harus menyeberang sungai untuk bersekolah
Pelajar di Cianjur Selatan, harus menyeberang sungai untuk bersekolah (Tribun Jabar/ Ferri Amiril)

Padahal, derasnya arus sungai, kata Dahi, membuat banyak pelajar ketakutan.

Selain itu, Dahi pun bercerita bahwa pwrnah ada siswa yang terseret arus air saat melintas di sungai tersebut.

"Oh iya kang pernah ada korban terbawa banjir anak SD tapi kejadiannya sudah lama, saya baru mengajar di SMPN 5 Cikadu selama tiga tahun," kata Dahi.

Aher Mengaku Tak Keberatan Jadi Saksi di Kasus Perizinan Meikarta, Dia Pun Akan Kooperatif

Posisi sekolah SMPN 5 Cikadu berada di perbatasan tiga desa yakni Desa Mekarlaksana, Desa Cikadu, dan Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu.

Tiga desa ini langsung berbatasan dengan Kecamatan Naringgul.

Wilayah sekolah berada di Kampung Gunungdalung, Desa Mekarlaksana, Kecamatan Cikadu, Cianjur selatan.

Dari keterangan, arus sungai sempat membawa hanyut murid sekolah dasar.

Akibat Tersengat Listrik, Warsita Asal Ibun Kabupaten Bandung Ini Harus Mengalami Kebutaan [VIDEO]

Sering Bolos Sekolah, Takut Hanyut

Para pelajar dari SDN Gunung Dalung dan SMP Negeri 5 Cikadu, Kecamatan Cikadu, Kabupaten Cianjur, harus bertaruh nyawa hanya untuk sampai ke sekolah.

Hal ini dikarenakan para pelajar ini harus berjalan melewati aliran sungai dan melawan arus untuk sampai ke sekolahnya.

Kondisi seperti ini terjadi setelah jembatan gantung sebagai akses untuk menyeberang putus dua tahun lalu.

Bahkan, di musim hujan begini, para pelajar harus berjibaku dengan hujan yang membuat aliran air menjadi lebih deras.

"Pelajar memilih tak sekolah jika hujan turun dengan lebat, meskipun sedang ujian. Mereka takut terbawa hanyut sungai saat menyeberang," kata Dahi di Cianjur, Kamis (20/12/2018).

Dahi mengatakan, kalau air sedang tenang, para pelajar sering menumpang rakit untuk menyeberangi sungai. Tak sedikit yang membuka sepatu dan berjalan kaki menyeberangi sungai.

Ia mengatakan, sebagai guru sering khawatir dengan anak didiknya jika cuaca sudah mendung dan hujan turun.

 Hari Ini Dua Tahun Lalu Indonesia Heboh, Diusulkan Jadi Hari Nasional

Alhasil ia sering memgambil tindakan awal dengan membubarkan siswa dan menyuruh mereka pulang meski masih pagi.

"Kalau hujan mau turun saya bubarin saja walau baru pukul 10.00 WIB, daripada mereka celaka," kata Dahi.

Senada dengan sang guru, pelajar kelas delapan dan sembilan SMPN 5 Cikadu, Ernawati, Siti Maswati, Dede Nurjaman, Rudi, Sugianto, dan Apriliani.

Mereka berharap ada uluran bantuan agar jembatan penyeberangan segera dibangun.

"Setiap hari turun ke sungai pa, sepatu diangkat supaya tak basah. Kalau arus derasnya tak bisa dilewati kami tak sekolah," kata Ernawati.

Mereka mengisahkan, sungai menyeberangi sungai sering meminta bantuan pelajar laki-laki untuk memegangi tangan agar tak terbawa hanyut.

Mereka bergiliran menyeberang dengan memilih pijakan batu dalam air agar tak terpeleset dan terbawa arus air.

Posisi sekolah SMPN 5 Cikadu berada di perbatasan tiga desa yakni Desa Mekarlaksana, Desa Cikadu, dan Desa Sukaluyu, Kecamatan Cikadu.

Tiga desa ini langsung berbatasan dengan Kecamatan Naringgul.

Wilayah sekolah berada di Kampung Gunungdalung, Desa Mekarlaksana, Kecamatan Cikadu, Cianjur selatan. Dari keterangan, arus sungai sempat membawa hanyut murid sekolah dasar.

"Oh iya kang pernah ada korban terbawa banjir anak SD tapi kejadiannya sudah lama, saya baru mengajar di SMPN 5 Cikadu selama tiga tahun," kata Dahi.

Sumber: Tribun Jabar
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved