Penemuan Fosil

Begini Cara Tim Laboratorium Paleontologi ITB Angkat Potongan Gading Stegodon Raksasa

Gading Stegodon Raksasa ditemukan seorang warga Majalengka pada pertengahan Maret 2018.

Penulis: Theofilus Richard | Editor: Yongky Yulius
Tribun Jabar/Theofilus Richard
Kepala Laboratorium Paleontologi ITB, Prof. Dr. Jahdi Zaim, menjelaskan tentang gading stegodon hasil penemuan Tim Laboratorium Paleontologi ITB, kepada Rektor ITB, Kadarsah Suryadi, ITB, Jumat (21/12/2018) 

Kemudian, potongan gading itu diberi gips oleh tim.

Material yang menempel pada gading tersebut juga ikut digips bersama gading tersebut.

Tim Laboratorium Paleontologi ITB memerlukan waktu seharian untuk mengangkat fosil stegodon tersebut.

Kendala Cuaca Jadi Tantangan Tim Lab Paleontologi ITB Temukan Gading Stegodon Raksasa

Setelah berhasil diangkat, fosil pun kemudian dibawa ke Museum Geologi untuk direkontruksi.

Kepala Museum Geologi, Iwan Kurniawan, mengaku terkejut ketika melihat potongan gading tersebut karena datang dalam kondisi berantakan.

“Kami pilah pisahkan mana gading bagian kanan dan kiri. Kami coba keringkan dan keraskam, padahal sudah keras,”  kata Iwan.

gading stegodon hasil temuan Laboratorium Paleontologi ITB
gading stegodon hasil temuan Laboratorium Paleontologi ITB (Tribun Jabar/ theofilus Richard)

Iwan mengatakan bahwa pengerasan perlu dilakukan untuk proses rekontruksi, tidak cukup sekadar menggunakan paraloid.

Seteleh direkonstruksi, barulah gading bisa diteliti lebih lanjut.

Setelah rekonstruksi, diketahui panjang lurus dari ujung ke ujung gading adalah sepanjang 3,3 meter dan panjang lengkungnya 3,6 meter.

Tetapi, disayangkan gading kedua tidak dapat direkontruksi secara utuh karena sebagiannya telah tererosi sebelum ekskavasi.

Tim Laboratorium Geologi ITB Pamerkan Gading Stegodon Raksasa Berusia 1,5 Juta Tahun

Kepala Laboratorium Paleontologi ITB, Prof Dr Jahdi Zaim, mengatakan bahwa penemuan ini adalah temuan gading terpanjang dan terlengkap (sepasang) yang ada di Indonesia.

Sebelumnya, gading yang ditemukan seringkali tidak lengkap, alias hanya satu bagian saja.

Jahdi mengatakan bahwa penemuan ini sangat penting untuk perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia.

Dengan temuan fosil ini, maka bisa diteliti tentang kehidupan di lokasi penemuan fosil 1,5 juta tahun lalu dan bagimana interaksi antara hewan dengan lingkungannya saat itu.

“Kita bisa bayangkan Majalengka 1,5 juta tahun lalu seperti apa dan sekarang seperti ini dan kita bisa lihat perkembangan evolusi lingkungan,” ujarnya.

Sampai saat ini Laboratorium Paleontologi ITB masih merahasiakan detil lokasi penemuan fosil stegodon ini.

Hal itu dikarenakan, pihaknya belum secara resmi mempublikasikan paper penelitian mengenai gading stegodon ini.

Sumber: Tribun Jabar
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved